• Beranda
  • Berita
  • Ponpes di Lebak kaji kitab kuning selama Ramadhan

Ponpes di Lebak kaji kitab kuning selama Ramadhan

7 Mei 2019 16:05 WIB
Ponpes di Lebak kaji kitab kuning selama Ramadhan
KH Hasan Basri, pimpinan Ponpes Nurul Hasanah Desa Cimangenteng Rangkasbitung, Kabupaten Lebak
Sejumlah pondok pesantren di Kabupaten Lebak mengkaji kitab kuning selama bulan suci Ramadhan guna meningkatkan kemampuan santri membaca dengan benar hingga memaknai arti kajian pada kitab tersebut.

"Kajian kitab kuning menjadi agenda tahunan yang dilaksanakan setiap Ramadhan," kata KH Hasan Basri, pimpinan Ponpes Nurul Hasanah Desa Cimangenteng Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Selasa.

Para santri selama bulan suci Ramadan digembleng untuk mendalami kitab kuning agar mereka mampu membaca etimiologi bahasa dan harkat dengan benar sesuai ilmu nahwu dan sorop.

Selain itu juga mampu menafsirkan dan menerjemahkan makna dalam kajian kitab gundul tersebut. Sebab, kajian kitab kuning untuk memperdalam ilmu ibadah dan hukum Islam (fiqh).

"Semua santri di sini wajib memperdalam kajian kitab kuning," katanya menjelaskan.

KH Deden Alfiansari pimpinan Ponpes Assayfiyah, Rangkasbitung mengatakan bahwa santri yang memperdalam kitab kuning itu datang dari berbagai daerah di wilayah Banten,Bogor hingga Jakarta.

Pengajian khusus kitab kuning tersebut melalui coretan dengan menggunakan tinta untuk memaknai isi kitab itu.

Sebab, kitab kuning atau kitab gundul karena huruf-hurufnya belum memiliki tanda baca dzoma, fathah, dan kasrah.
Disamping itu, makna harfiah bisa berubah dan perlu pengkajian khusus serta diskusi, sehingga mereka memiliki kompetensi di bidang pengetahuan agama Islam.

Metode pengajian khusus itu setelah kiai atau ulama menyampaikan kajian kitab kuning kepada santri atau peserta didiknya.
Pengkajian kitab kuning, antara lain ilmu fikih, akidah, tasawuf, Ibadah, muamalah, dan tafsir Alquran.

Pendalaman ilmu fikih, Deden menjelaskan, seperti Kitab Fathul Muin, tasawuf Kitab Nasuhaibad, komitugyan, tafsir Alquran Kitab Jalalen, dan ilmu kalimat bahasa Arab Kitab Alfiyah dan Nahu.

"Kami yakin pengkajian kitab kuning itu santri mampu membaca kitab gundul dengan benar juga memaknainya," katanya menjelaskan.

Muhammad Roni, seorang santri warga Bogor mengaku bahwa dirinya setiap bulan Ramadhan mengikuti pengajian khusus kitab kuning di Ponpes Assayfiyah, Rangkasbitung.

Pengkajian kitab kuning itu untuk menambah wawasan juga pengetahuan yang lebih mendalam khususnya di bidang ilmu figh dan ibadah.
"Kami berharap pengajian kitab kuning selama Ramadan dapat meningkatkan keilmuan di bidang agama Islam," ujarnya.
 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019