Pemerintah Prancis memberikan bantuah hibah kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah senilai 1 juta euro atau sekitar Rp16 miliar untuk pemulihan ekonomi nelayan dan lingkungan pesisir pascagempa bumi, tsunami dan likuefaksi di Sulawesi Tengah.Bantuan ini akan membiayai pemberian bantuan pemberdayaan ekonomi para nelayan yang terdampak bencana antara lain berupa pengadaan alat tangkap ikan sebanyak 650 unit untuk nelayan di Kota Palu dan Kabupaten Donggala serta penanaman pohon bakau (mang
Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola dan Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean Charles Berthonnet serta anggota Parlemen Prancis Anne Genetet menyaksikan penandatanganan kerja sama dua NGO asal Prancis dan Indonesia yang akan melaksanakan proyek bantuan Prancis itu di Kantor Gubernur Sulteng di Palu, Selasa (7/5).
Bantuan ini akan membiayai pemberian bantuan pemberdayaan ekonomi para nelayan yang terdampak bencana antara lain berupa pengadaan alat tangkap ikan sebanyak 650 unit untuk nelayan di Kota Palu dan Kabupaten Donggala serta penanaman pohon bakau (mangrove) di sepanjang pesisir Teluk Palu.
Duta Besar Prancis Jean Charles Berthonnet menyampaikan bahwa rakyat Prancis berduka atas musibah yang melanda masyarakat Sulawesi Tengah dan berupaya memberikan dukungan dalam masa tanggap darurat berupa sarana air bersih, dan kini kembali menyalurkan bantuan untuk pemulihan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat dan lingkungan pesisir laut.
Ia juga mengaku bangga bisa berkunjung di daerah ini dan melihat semangat masyarakat untuk bangkit kembali pascamusibah besar yang melanda daerah ini pada 28 September 2018.
Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Prancis atas perhatian dan bantuan yang telah disalurkan Pemerintah Prancis selama masa tanggap darurat dan masa pemulihan saat ini.
Ke depan, harap gubernur, Pemerintah Prancis bisa membantu perumahan untuk masyarakat nelayan.
Menurut gubernur, bantuan pemberdayaan ekonomi masyarakat nelayan akan diserahkan langsung kepada masyarakat berdasarkan kajian dan observasi yang sudah dilakukan NGO Prancis.
Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo mengemukakan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan juga akan menyalurkan bantuan-bantuan pemberdayaan ekonomi nelayan dalam waktu dekat ini, berupa alat tangkap dan sarana pendukung produksi lainnya.
"Bantuan-bantuan ini sedang diproses di kementerian," ujarnya dan menambahkan bahwa bantuan yang akan disalurkan nanti sudah melalui kajian sehingga betul-betul bermanfaat karena sesuai dengan kebutuhan riil nelayan untuk bangkit pascabencana.
Pewarta: Rolex Malaha
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019