• Beranda
  • Berita
  • Limbah makanan dominasi sampah di TPST Bantar Gebang

Limbah makanan dominasi sampah di TPST Bantar Gebang

7 Mei 2019 16:53 WIB
Limbah makanan dominasi sampah di TPST Bantar Gebang
Truk pengangkut sampah dari DKI Jakarta mengantre di TPST Bantar Gebang, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Selasa (7/5/2019). (Foto: ANTARA News/Muhammad Zulfikar)
Limbah makanan masih mendominasi jenis sampah yang ada di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat dengan persentase mencapai 39 persen dari keseluruhan limbah padat kota yang masuk per hari.

"Sampah tersebut diperoleh dari total 7.864 ton sampah yang masuk per hari saat Ramadan," kata Admin Kepegawaian TPST Bantar Gebang, Arok, di Bekasi, Selasa.

Selain limbah makanan, sampah plastik juga mendominasi jenis sampah dengan persentase mencapai 33 persen.

Sampah lainnya adalah limbah tekstil sembilan persen, limbah berbahaya empat persen, kayu dan rumput empat persen, kertas empat persen, karet/kulit tiga persen, limbah hewan peliharaan dua persen, dan sampah lainnya dua persen.

Arok menjelaskan keseluruhan sampah tersebut diangkut oleh sekitar 1.200 truk sampah yang keluar masuk TPST Bantar Gebang per harinya.

"Jumlah truk itu meningkat dari tahun ke tahun, karena volume sampah terus naik," kata dia.

Secara umum, dia menyebutkan pada 2013 rata-rata muatan truk harian hanya 778 unit per hari. Kemudian meningkat menjadi 835 unit per hari pada 2014, 960 unit per hari pada 2015, 1.058 unit per hari pada 2016, dan 1.213 unit per hari pada 2017.

"Hingga 2019, angka muatan truk per hari masih pada rata-rata 1.213 unit," kata dia.

TPST Bantar Gebang menyediakan fasilitas pencucian truk sampah secara gratis, sehingga mengurangi bau tidak sedap dirasakan masyarakat setempat.

Pencucian yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Januari 2019 tersebut beroperasi 24 jam per hari dengan 35 petugas.

Dengan adanya fasilitas tersebut, truk dicuci secara berkala, yakni 16 unit truk sampah untuk sekali pencucian dengan waktu sekitar 3-5 menit untuk satu unit truk.

"Hal ini diterapkan untuk menekan bau yang menempel pada truk sampah, sehingga tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat," kata dia.

Menurut dia, sebelum adanya fasilitas pencucian truk sampah itu, terdapat tiga kelurahan yang terdampak bau sampah yakni Kelurahan Sumur Batu, Kelurahan Ciketing Udik dan Kelurahan Cikiwul.

Namun, saat ini bau sampah dari TPST Bantar Gebang sudah dapat ditekan, termasuk dengan dimulai pemulihan pada bekas pembuangan sampah.

 

 

Pewarta: Sri Muryono dan Muhammad Zulfikar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019