PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC memperpanjang kerja sama Program Sister Port dengan Otoritas Pelabuhan Guangzhou di Provinsi Guangdong, China, untuk merespons meningkatnya trafik perdagangan global.Kerja sama regional dan global sudah menjadi tuntutan di tengah meningkatnya trafik pelayaran antarbenua. Mengutip laporan Badan Perdagangan, Investasi dan Pembangunan PBB (Review of Maritime Transport UNCTAD, 2018) volume perdagangan global terus na
"Lewat kerja sama ini kami berbagi pengalaman dan keahlian di bidang manajemen dan operasi kepelabuhanan," kata Direktur Utama IPC, Elvyn G. Masassya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis
Penandatanganan MoU dilakukan di sela-sela Konferensi Pelabuhan Dunia 2019 di Guangzhou (International Association of Ports & Harbors /IAPH- Guangzhou 2019 World Ports Conference). Pada kegiatan tersebut IPC juga menjajaki kerja sama dengan Pelabuhan Sabah, Malaysia.
Elvyn mengatakan bahwa kerja sama regional dan global sudah menjadi tuntutan di tengah meningkatnya trafik pelayaran antarbenua. Mengutip laporan Badan Perdagangan, Investasi dan Pembangunan PBB (Review of Maritime Transport UNCTAD, 2018) volume perdagangan global terus naik dengan pertumbuhan rata-rata 3,8 persen per tahun, hingga 2023.
Pada 2017, volume perdagangan global mencapai 10,7 miliar ton, tumbuh empat persen. Arus peti kemas global mencapai 752 juta TEUs, atau naik enam persen. Dari kenaikan itu, pertumbuhan tertinggi terjadi di Asia, yang mencapai 64 persen.
"Ini adalah potensi yang sangat bagus. IPC dan Pelabuhan Guangzhou sepakat berinvestasi dan bekerja sama memanfaatkan potensi tersebut," jelas Elvyn.
Pada ajang Konferensi IAPH 2019 itu, Elvyn memaparkan peluang baru pelabuhan, terkait Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt & Road Initiative) yang digagas China, sebagai upaya memperkuat kerja sama perdagangan antar negara di Asia dan Eropa melalui jalur sutra maritim.
IPC telah mempersiapkan Tanjung Priok agar bisa menjadi pelabuhan hub terbesar di Asia Tenggara. Sebagai gerbang utama kargo internasional, Tanjung Priok akan mengkonsolidasi arus barang ekspor impor dari dan ke Indonesia.
Pihaknya, katanya, juga menginisiasi jaringan kepelabuhanan terintegrasi yang disebut Trilogi Maritim. Perusahaan yakin ini menjadi solusi penurunan biaya logistik melalui tiga pilar, yakni standarisasi pelabuhan, aliansi pelayaran dan pengembangan industri yang terkoneksi dengan pelabuhan.
Baca juga: IPC berkolaborasi tingkat pelayanan kepelabuhanan
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019