Langkah paling dekat adalah dengan memastikan rasio 50:50 antara laki-laki dan perempuan ketika merekrut wasit baru.
"Ini menjadi wilayah yang sejujurnya saya sadar tapi tak paham mengapa masih begitu didominasi oleh para pria untuk waktu yang sangat lama," kata Silverd dalam forum The Economic Club of Washington DC pada Kamis setempat, demikian dilansir ESPN mengutip Associated Press.
Padahal, menurut Silver wilayah kerja wasit tidak memiliki prasyarat fisik yang membuat laki-laki lebih wajar menjalaninya ketimbang perempuan.
"Tujuan saya, di waktu mendatang, wasit baru yang memasuki liga ini sebaiknya dengan rasio 50:50," ujarnya.
Di liga pengembangan NBA, G League, dua dari lima wasit baru yang direkrut adalah perempuan. Pun demikian dengan tambahan tersebut, jumlah wasit perempuan di G League masih cuma tiga orang.
Lebih lanjut, Silver bahkan berharap bahwa kehadiran perempuan bukan cuma di area wasit tetapi juga di sektor pelatih kepala.
"Demikian juga untuk pelatih kepala, kami punya program untuk itu juga. Saya pikir tidak ada alasan mengapa perempuan tak boleh melatih tim bola basket laki-laki," pungkasnya.
Hingga saat ini memang belum ada pelatih kepala perempuan menangani tim NBA.
Di jajaran asisten pelatih terdapat Becky Hammon di San Antonio Spurs dan Kristi Toliver di Washington Wizards, kendati ia juga masih aktif bermain untuk tim WNBA Washington Mystics.
Sedangkan di jajaran manajemen, terdapat nama Kelly Krauskopf yang jadi Asisten General Manager Indiana Pacers.
Baca juga: Durant baru main lagi di final Barat, jika Warriors melaju
Baca juga: Lakers kocok ulang pelatih setelah Lue menampik kontrak
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019