"Penyaluran paket pangan tersebut untuk mengurangi beban warga kurang mampu dan penyintas gempa akibat harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan, khususnya pada bulan puasa Ramadhan," kata Kepala Program ACT Cabang NTB, Muhammad Romi Saifudin di Mataram, Jumat.
Dari total 1.600 paket pangan, kata dia, sebanyak 800 paket sudah disalurkan menjelang Ramadhan 1440 Hijriah, kepada penyintas gempa bumi yang tersebar di Kabupaten Lombok Tengah, dan Lombok Utara.
Penyaluran paket pangan tahap pertama tersebut melibatkan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) ACT NTB, yang berasal dari unsur mahasiswa dan masyarakat umum.
Penyaluran tahap kedua sebanyak 800 paket akan dibagikan dalam bulan puasa Ramadhan, dengan sasaran kaum dhuafa dan penyintas gempa bumi di Kabupaten Lombok Utara, dan Lombok Barat.
Romi menyebutkan satu paket pangan berisi beberapa jenis kebutuhan pokok, yakni beras 10 kilogram (kg), gula 1 kg, minyak goreng 2 liter, 2 kaleng ikan sarden, 1 botol sirup manis, dan 1 kaleng biskuit. Nilai satu paket pangan Rp250 ribu.
"Total nilai paket pangan yang dibagikan untuk 1.600 penerima sebesar Rp400 juta. Dana tersebut berasal dari keikhlasan para relawan dan donatur mitra ACT NTB," ujar Romi didampingi Tim Kemitraan ACT Cabang NTB, Juani Pratama.
Sasaran penerima, kata dia, merupakan warga kurang mampu dan penyintas gempa yang pernah didata oleh Posko ACT pascagempa bumi yang melanda NTB pada 29 Juli dan sepanjang Agustus 2018.
"Kami membentuk posko di setiap kecamatan terdampak gempa bumi di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Utara," ucap Romi.
Pihaknya berharap bantuan paket pangan yang berisi beberapa jenis kebutuhan pokok tersebut akan mampu meringankan beban kaum dhuafa dan penyintas gempa bumi yang masih butuh perhatian selama proses rehabilitasi dan rekonstruksi berjalan.
ACT juga terus mengajak semua pihak untuk ikut terlibat dalam kedermawanan demi meringankan beban hidup warga lainnya yang masih dalam kesulitan ekonomi. Bantuan yang bisa diberikan dalam bentuk tunai atau natura.
Pewarta: Awaludin
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019