Universitas Gadjah Mada (UGM) siap menggelar Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) gelombang kedua yang akan berlangsung mulai 11 hingga 26 Mei 2019.Seperti UTBK gelombang pertama, UGM menyiapkan 16 lokasi yang tersebar di sejumlah fakultas di UGM dengan total sebanyak 53 ruangan beserta 1.720 komputer.
Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM Iva Ariani di sela acara buka puasa bersama Pimpinan UGM di Yogyakarta, Jumat (10/5), mengatakan secara umum persiapan UTBK gelombang kedua tidak jauh berbeda dengan gelombang pertama.
"Sama seperti gelombang pertama, UGM tidak melibatkan SMA untuk menggelar UTBK karena seluruh fasilitas tempat maupun komputer sangat memadai," kata Iva.
Ia mengatakan untuk penyelenggaraan UTBK gelombang kedua, UGM telah menyiapkan sistem dengan sebaik-baiknya dengan berpijak pada pengamalan pelaksanaan UTBK pada 13 April hingga 4 Mei 2019.
Seperti UTBK gelombang pertama, UGM menyiapkan 16 lokasi yang tersebar di sejumlah fakultas di UGM dengan total sebanyak 53 ruangan beserta 1.720 komputer.
"Secara umum untuk kesiapan sarana prasarananya kita belajar dari yang kemarin yang seluruhnya berjalan lancar, tidak ada kendala," kata dia.
Untuk gelombang kedua jumlah peserta yang terdaftar akan melaksanakan UTBK di UGM mencapai 16.848 peserta yang terdiri atas 8.746 peserta untuk kelompok Saintek dan Soshum 8.102 orang. Dari jumlah tersebut yang berasal dari peserta reguler sebanyak 13.125 peserta dan 3.723 peserta Bidikmisi.
"Untuk gelombang kedua nanti juga ada peserta berkebutuhan khusus, sehingga kami juga telah menyiapkan berbagai fasilitasnya," kata dia.
UTBK merupakan prasyarat untuk mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Nilai UTBK digunakan untuk mendaftar di perguruan tinggi negeri melalui SBMPTN.
Sebelumnya, Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM Sri Peni Wastutiningsih menjelaskan Materi UTBK 2019 adalah Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kemampuan Akademik (TKA).
TPS mengukur kemampuan kognitif, yang terdiri atas kemampuan penalaran umum, pengetahuan kuantitatif, pengetahuan dan pemahaman umum, serta kemampuan memahami bacaan dan menulis.
"Sedangkan tes potensi akademik (TKA) nanti menyesuaikan tergantung penjurusan yang dipilih apakah Saintek atau Soshum," kata Sri Peni.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019