Pemerintah targetkan bangun 500 politeknik

11 Mei 2019 14:14 WIB
Pemerintah targetkan bangun 500 politeknik
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan sambutan pada saat peletakan batu pertama Kampus Polman Astra Cikarang di Cikarang, Jawa Barat, Jumat. (ANTARA/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)

Pemerintah menuangkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2020-2024, dengan target penambahan 500 politeknik yang link and match dengan industri.

“Bapak Presiden Joko Widodo ingin pembangunan politeknik yang masif, karena dalam RPJMN untuk 2020-2024, SDM menjadi kunci dari pembangunan. Ini yang akan kita bangun di setiap strata,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Airlangga menyampaikan hal itu seusai Peletakan Batu Pertama Kampus Politeknik Manufaktur (Polman) Astra di Kawasan Industri Delta Silicon II Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/5).

Menurut Menperin, pemerintah berupaya mendorong pelaku industri agar ikut berperan dalam pembangunan SDM yang kompeten.

“Pembangunan industri nasional ke depan, tentunya memerlukan ketersediaan SDM yang kompeten guna memacu produktitivas dan daya saing. Apalagi, tenaga kerja industri yang dibutuhkan sekarang semakin spesifik,” ucapnya.

Airlangga menyebut, pengembangan pendidikan vokasi merupakan salah satu wujud pelaksanaan revolusi mental, yang merupakan gerakan nasional untuk membangun kualitas SDM Indonesia.

Selain pendidikan vokasi industri, Kemenperin menyelenggarakan program pelatihan dengan sistem 3 in 1 (pelatihan-sertifikasi kompetensi penempatan kerja) serta diklat peningkatan kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja industri untuk peningkatan kualitas dan daya saing serta kesejahteraan tenaga kerja.


Baca juga: Kemenperin fasilitasi pembangunan Politeknik Industri Petrokimia
Baca juga: Kemenperin tambah tujuh politeknik di kawasan industri


“Kemenperin juga terus ikut memberikan masukan untuk penyelarasan kurikulum di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), memfasilitasi praktek kerja bagi siswa SMK dan magang bagi guru sesuai dengan program keahlian, menyediakan instruktur sebagai pembimbing praktik kerja dan magang, serta mengeluarkan sertifikat bagi siswa SMK dan guru,” tuturnya.

Dalam pengembangan pendidikan vokasi, Kemenperin telah mengadopsi pendidikan dual system yang dilakukan oleh Jerman dengan lebih menitikberatkan pada praktik dibanding teori. “Untuk implementasi di Indonesia, porsinya 70 persen praktik dan 30 persen teori,” terangnya.

Kemenperin pun berkomitmen untuk menghasilkan calon-calon tenaga kerja yang siap terjun di lapangan melalui pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi industri yang berbasis kompetensi.

“Dengan upaya tersebut, diharapkan peluang kerja di dalam negeri sepenuhnya diisi oleh tenaga kerja Indonesia, bahkan dapat mengisi pasar kerja di luar negeri,” imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut, Menperin menyampaikan apresiasi pada PT Astra International Tbk atas dukungannya dalam mengembangkan sistem pendidikan vokasi di Indonesia, terlebih kurikulum yang digunakan di Polman Astra, merupakan kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah yang terdiri dari pembelajaran teori dan praktik.

“Kami sangat mengapresiasi yang dilakukan PT Astra International Tbk karena 60 persen lulusan Polman Astra secara langsung diserap untuk bekerja di Astra Group, sementara 30 persen lulusannya bekerja di sektor industri di luar Astra Group dan 10% lulusannya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” jelasnya.

Kemudian kurikulum ditambah dengan program pemagangan di perusahaan Astra group yang menggunakan pendekatan Astra Dual System (ADS) dengan porsi 35 persen pembelajaran teori dan 65 persen pembelajaran praktik.

“Kami berharap kerja sama di bidang vokasi ini mampu menjawab atas kebutuhan SDM untuk mendukung pengembangan industri 4.0 di sektor industri otomotif. Kami mengucapkan terima kasih kepada PT Astra International Tbk atas partisipasi dan komitmennya untuk mengembangkan pendidikan vokasi di Indonesia,” ujarnya.

Kampus Polman Astra Delta Silicon di Cikarang, nantinya menjadi kampus pengembangan dari kampus Polman Astra Sunter, Jakarta Utara yang didirikan pada tahun 1995 oleh PT Federal Motor yang saat ini bernama PT Astra Honda Motor (PT AHM) dengan nama Akademi Teknik Federal.

Kemudian, pada tahun 2001 berganti nama menjadi Politeknik Manufaktur Astra atau lebih dikenal dengan Polman Astra.

Saat ini, Polman Astra memiliki 6 program studi antara lain Teknik Pembuatan Peralatan Perkakas Produksi (P4), Teknik Produksi dan Proses Manufaktur (TPPM), Manajemen Informatika (MI), Mesin Otomotif (MO), Mekatronika (MK) dan Teknologi Konstruksi Bangunan Gedung (TKBG).

Baca juga: Kemenperin bangun delapan jurusan politeknik baru
Baca juga: Politeknik Kemenperin fokus capai 5 keunggulan kompetitif

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019