Kendati sudah ditutup, Badan SAR Nasional tetap melakukan pemantauan selama dua hari ke depan.
"Kalau ada laporan dari masyarakat atau nelayan yang menemukan korban itu, baru kita buka kembali operasi SAR-nya," kata Kasi Operasi SAR Tanjungpinang, Eko Supriyanto, Minggu.
Ia menyampaikan, ditutupnya operasi SAR itu karena sudah tidak efektif lagi, mengingat kejadian tenggelamnya pompong TKI itu sudah berlangsung sejak sepekan lalu atau tepatnya, Minggu malam (5/5).
"Pencarian dari Tim SAR gabungan tidak ditemukannya tanda- tanda adanya korban lagi," ujarnya.
Pompong TKI tenggelam yang diketahui berlayar dari Johor, Malaysia, menuju Batam, Minggu malam ini, kata dia, membawa sepuluh penumpang yang terdiri dari delapan TKI, satu tekong kapal, dan satu ABK.
"Dalam pelayarannya, pompong mereka disapu ombak cukup tinggi, sehingga tekong hilang kendali lalu tenggelam," ungkapnya.
Akibat kejadian ini, lanjutnya, tujuh korban berhasil ditemukan, enam korban selamat dan satu korban meninggal dunia.
Sementara tiga lainnya hingga pencarian hari terakhir, Sabtu malam, tidak berhasil ditemukan.
"Tiga korban itu kita belum tahu identitasnya," ungkapnya.
Adapun identitas enam korban yang selamat yakni :
1. Zulhakimi Juni Saputra (laki-laki), Banda Aceh, Aceh Besar/10 Juni 1989.
2. Nasruddin (laki-laki) Pidie (Aceh)/07 Desember 1988, Wiraswasta, Desa Gampong Mesjid Aree Pidie (Aceh).
3. Fadlon Fahmi (laki-laki), Pidie (Aceh)/19 April 1989, Islam, Swasta, Reubee Provinsi Aceh.
4. Hazrami (Lk), (Diduga Tekong) 31 tahun, Islam, Lhoksumawe Provinsi Aceh.
5. Darmiaty (perempuan) 29 tahun, Lhoksumawe Provinsi Aceh.
6. Muhammad Sabri (laki-laki), Jambo Masi (Aceh Jaya)/01 Juni 1989, Wiraswasta, Banda Aceh Provinsi Aceh.
Sementara, satu korban meninggal dunia diketahui bernama Linda (Pr) 31 tahun, Islam, Lhokseumawe, Aceh. "Korban meninggal dunia sudah dievakuasi ke RSUD Bintan. Sedangkan korban selamat dievakuasi ke Polres Bintan, Polda Kepri," ujar Eko.
Pewarta: Ogen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019