Koordinator Forkat Sulsel, Geralz Geerhan di Makassar, Minggu mengatakan, aksi tersebut merupakan aksi super damai dan konstitusional, dan bukan aksi makar yang diagendakan akan digelar Senin (13/5).
"Aksi ini sebagai bentuk bahwa rakyat menggugat agar Bawaslu segera memproses bukti yang ada," ungkap Geralz.
Geralz mengaku, pihaknya telah menyerahkan berbagai bukti kecurangan kepada Bawaslu, baik di tingkat PPK, kota, sampai ke pusat.
Bukti tersebut, kata Geralz, seharusnya cepat diproses. Sebab, bukan hanya bukti fisik yang diserahkan, namun yang viral di media sosial juga melengkapi pelaporan ke Bawaslu.
"Barang viral itu adalah suara masyarakat. Terlebih, Forkat merupakan pengawal mekanisme pelaporan kecurangan dan hukum dari BPN. Olehnya, kami menuntut agar proses hukum berjalan sesuai dengan bukti yang telah diserahkan ke Bawaslu," jelasnya.
Oleh karena itu, aksi ini, kata Geralz, bertujuan agar Bawaslu segera memproses dan mendiskualifikasi pasangan calon presiden (capres) yang terindikasi banyak melakukan tindakan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan massif.
Sebab, undang-undang telah menjamin hak untuk menyampaikan pendapat baik secara umum maupun tertulis.
Rencananya, aksi yang akan berlangsung dihadiri oleh para mahasiswa, emak-emak, relawan dokter, ormas Islam, persatuan buruh serta masyarakat umum.
"Semua orang yang merasa dicurangi juga akan hadir besok. Kita ingin menghentikan kecurangan ini. Apalagi ada Situng yang memperlihatkan hasil ngawur," katanya.
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019