"Informasi sementara dari pihak Rumah Sakit (RS), penambang asal China itu meninggal akibat kehabisan oksigen mengingat kedalaman lubang mencapai 20 meter itu, mengandung zat asam yang cukup tinggi," ujar Kapolsek Anggrek, IPDA Jaka Wiharja, di Gorontalo, Senin.
Kondisi yang sama dialami satu orang penambang lainnya, warga Desa Ilangata Barat, yang saat ini dalam kondisi kritis di Rumah Sakit (RS) Aloe Saboe, Kota Gorontalo, pascarujuk dari RS dr Zainal Umar Siddiki, pada Minggu tengah malam atau pukul 24.45 Wita.
Pihaknya terus melakukan penyelidikan, menambah data akurat dan kronologis kejadian, mengingat informasi saat ini masih simpang siur.
Tersiar kabar kata ia, WNA penambang itu bersama satu orang penambang lokal lainnya, terjatuh ke dalam lubang.
Ada juga yang menginformasikan jika keduanya sengaja turun masuk ke lubang tersebut.
"Kuncinya ada pada satu orang penambang atas nama Muslim Blongkot (29) yang saat ini masih dalam keadaan kritis. Semoga yang bersangkutan kondisinya segera membaik untuk dimintai keterangan jelas," ujar Jaka.
Ia menjelaskan, jika lokasi tambang rakyat itu sudah ditutup sejak lama.
"Sejak saya menjabat Kapolsek, tambang itu memang sudah lama ditutup dan sudah tidak ada lagi aktivitas penambangan," ujarnya.
Informasi yang diperoleh pihaknya tambah Jaka, jika WNA penambang tersebut melakukan aktivitas eksplorasi disponsori salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan.
Namun sejauh ini, Polsek Anggrek belum mendapatkan laporan dari pihak perusahaan maupun pemerintah desa terkait legalitas aktivitas eksplorasi itu.
Sementara itu tambah dia, WNA yang tewas tersebut, jenazahnya sementara dititip di RS Aloe Saboe, menunggu penjemputan pihak keluarga ataupun perusahaan.
Nampak dua orang WNA lainnya, yaitu rekan penambang yang tewas itu, ikut menemani jenazah hingga ke RS di Kota Gorontalo.
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019