Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru memindahkan 25 orang pengungsi warga negara Afganistan, Myanmar, dan Pakistan dari Provinsi Riau ke Jakarta, untuk mengikuti program wawancara dalam kepastian mendapatkan suaka dari negara ketiga pada bulan Ramadhan.
Kepala Rudenim Pekanbaru, Junior Sigalingging di Pekanbaru, Senin, mengatakan 25 pengungsi itu selama ini ditampung di beberapa tempat penampungan di Pekanbaru. Pemindahan tersebut untuk mendukung proses wawancara pengungsi yang masuk program RSC (Refugee Selection Committe).
“Pemindahan secara menetap tersebut terdiri dari pengungsi individu dan keluarga,” katanya.
Sebagian besar pengungsi yang dipindahkan merupakan warga negara Afganistan. Mereka mayoritas adalah keluarga dengan anak kecil, yang selama ini ditampung di Wisma Orchid.
Kemudian ada pengungsi keluarga dari Myanmar. Salah satunya masih bayi berusia sebulan bernama Nur Aisah. Selama ini mereka ditampung di Wisma Novri Pekanbaru.
Selain itu, ada satu pengungsi laki-laki dari Pakistan yang dipindahkan, yakni Qaisar Abbas. Selama ini dia ditampung di Siak Resort.
Kepala Rudenim Pekanbaru menjelaskan, puluhan pengungsi diberangkatkan dari Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru pada Senin 13 Mei menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA175 tujuan Bandara Soekarno-Hatta. Ada empat petugas dari Rudenim Pekanbaru yang mengawal pemindahan tersebut.
“Pengungsi dari Rudenim Pekanbaru itu akan tinggal di Hotel Mustika Jakarta untuk kepentingan wawancara RSC,” kata Junior Sigalingging.
Dengan pemindahan permanen itu, lanjutnya, maka jumlah pengungsi di Riau berkurang. Kini tercatat masih ada 1.009 orang pengungsi yang berada di rumah penampungan di Pekanbaru dan Kampar yang difasilitasi oleh IOM (International Organization for Migration). Kemudian masih ada sembilan imigran yang sudah final ditolak mendapat negara ketiga.
Selain itu ada tiga immigratoir di Pekanbaru, dan enam orang pengungsi mandiri.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019