Kejuaraan selancar dunia 2018 yang diselenggarakan di pantai Keramas, Kabupaten Gianyar, Bali telah ditonton lima juta orang melalui siaran langsung melalui jaringan internet (streaming).
“Ini merupakan potensi pariwisata. Pantai Keramas di Gianyar, Bali menjadi semakin terkenal. Bali pun menjadi lebih terkenal dengan diselenggarakannya kejuaraan selancar dunia ini. Akan banyak peselancar mancanegara datang ke sini,” kata Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata Indroyono Soesilo dalam sambutannya ketika membuka Liga Selancar Dunia atau WSL Champions Tour 2019, di pantai Keramas, di kabupaten Gianyar, Senin.
Kejuaraan bertajuk "Corona Bali ProTected" ini diikuti oleh 56 peselancar yang terbagi menjadi 37 surfer putra dan 19 surfer putri yang berada pada daftar peselancar top dunia. Ajang itu diselenggarakan mulai 13-25 Mei 2019.
“Kami yakin tahun ini jumlah penonton Liga Selancar Dunia atau WSL Champions Tour 2019, di pantai Keramas di kabupaten Gianyar, akan lebih banyak lagi,” kata Indroyono Soesilo yang membuka kejuaraan selancar dunia di pantai Keramas, Gianyar, Bali ke-2.
Indroyono Soesilo menambahkan pemerintah melirik potensi selancar sebagai daya tarik wisata Indonesia bagi wisatawan mancanegara.
"Pemerintah melihat ada potensi besar dari selancar. Karena itulah, mulai tahun lalu, kami bekerja sama dengan WSL dan memberi dukungan pada beberapa even surfing yang diselenggarakan di Indonesia,” katanya.
Indroyono mengatakan Indonesia patut bersyukur dikaruniai banyak pantai dengan ombak yang tersebar di sepanjang pesisir pantai bagian barat dan selatan Samudra Hindia serta pesisir pantai Samudra Pasifik.
“Indonesia mempunyai ratusan pantai surfing, 30 di antaranya menjadi lokasi surfing kelas dunia. Dari 30 lokasi ini, 11 di antaranya menjadi tempat penyelenggaraan WSL 2019, sehingga ini akan menempatkan Indonesia sebagai destinasi surfing nomor satu di dunia,” kata Indroyono Soesilo.
Pewarta: Adi Lazuardi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019