BPOM Pontianak sidak pasar Juada Putussibau

14 Mei 2019 19:15 WIB
BPOM Pontianak sidak pasar Juada Putussibau
Seorang petugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pontianak memperlihatkan dua kemasan abon juhi berformalin hasil sitaan saat sidak, di Kampung Bali, Pontianak, Kalbar, Kamis (18/8). (ANTARA/Jessica Wuysang)
Balai Besar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pontianak melakukan sidak sekaligus pengujian terhadap makanan dan minuman di sejumlah pasar juada Putussibau, wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat.
 
"Kami lakukan pengawasan juada Ramadhan agar masyarakat yang mengonsumsi juada bisa aman dari bahan berbahaya," kata Kepala Pengujian BPOM Pontianak, Yanuarti, ditemui di lokasi pasar Juada Putussibau, Kapuas Hulu, Selasa.
 
Yanuarti mengatakan saat ini banyak sekali pedagang baru yang bermunculan, hal tersebut perlu mendapatkan pengawasan agar produk makanan ataupun minuman yang dijual aman juga bermutu serta bergizi.
 
Dia mengatakan yang lebih rawan lagi yaitu zat pewarna yang digunakan untuk bahan makanan atau minuman, yang seharusnya bukan untuk produk makanan.
 
"Itu perlu kita waspadai bahan yang mengandung kimia seperti formalin, boraks, pewarna sintetis karena itu sangat berbahaya untuk kesehatan," ucap Yanuarti.
 
Dia meminta masyarakat agar lebih teliti saat membeli jajanan atau produk makanan dan minuman, apalagi jika warna sangat mencolok atau mengandung aroma yang tidak lazim.
 
"Jika kita asal beli, maka pedagang nakal pun akan memanfaatkan hal tersebut, makanya harus teliti," kata Yanuarti.
 
Yunarti mengatakan pihaknya  lebih mengutamakan pembinaan apabila ditemukan bahan makanan atau minuman yang membahayakan konsumen.
 
Namun, kata dia, jika setelah dilakukan pembinaan masih saja menjual bahan makanan yang membahayakan itu, maka BPOM bekerja sama dengan pihak terkait tidak segan-segan melakukan tindakan sesuai aturan berlaku.
 
Pengawasan BPOM Pontianak di wilayah Kapuas Hulu itu melibatkan Dinas Kesehatan Kapuas Hulu, Dinas Perdagangan, Sat Pol PP dan sejumlah pihak terkait di daerah itu.
 

Pewarta: Teofilusianto Timotius
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019