"Hasil sosialisasi pengadaan lahan untuk calon bandara yang kami gelar kemarin, sekitar 80 persen pemilik lahan setuju dan bersedia menjual tanahnya, maka akan dilanjutkan sosialisasi lanjutan agar bisa 100 persen," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Mahulu, Toni Imang di Ujoh Bilang, Kamis (16/5).
Didampingi Kabid Perhubungan Udara Ferry A Marpaung, Imang melanjutkan bahwa total lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan bandara ini mencapai 250,5 hektare (ha) yang akan dilakukan pembebasan dua tahap.
Tahap pertama yang akan dibebaskan dan ditargetkan tuntas tahun ini adalah seluas 90 ha, sehingga selebihnya yang seluas 160,5 ha merupakan pembebasannya lahan tahap kedua yang ditargetkan tuntas tahun depan. Jika lahan sudah bebas, proses sepanjang adalah melakukan pematangan.
Di atas lahan seluas itu, lanjutnya, akan dibangun bandara Klasifikasi 3C dengan volume 835 × 3.000 meter yang memiliki landasan pacu (runway) sepanjang 1.600 meter. Di bandara ini akan didarati pesawat jenis ATR 72/600 dengan penumpang antara 70-72 orang.
Ia juga mengatakan, langkah yang disusun saat ini masih dalam seputar pembebasan lahan. Setelah sosialisasi pengadaan lahan lanjutan ke depan tuntas, maka langkah berikutnya adalah akan turun ke lokasi lahan calon bandara, untuk melakukan pengukuran tanah.
"Kemarin dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kaltim saat sosialisasi menegaskan, BPN akan turun ke lokasi untuk mengukur patok tanah, bukan berdasarkan surat tanah. Berdasarkan hal ini, maka tim harus turun langsung ke lokasi supaya ukuran lahan benar-benar pas, tidak hanya berdasarkan luasan seperti yang tertera dalam surat," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa berdasarkan kajian sebelumnya, terdapat tiga lokasi calon bandara, yakni di Kampung Mamahak Ilir, Kampung Laham, dan Kampung Ujoh Bilang. Dari tiga lokasi itu, Ujoh Bilang memperoleh nilai tertinggi dan untuk runway bisa dimanfaatkan dua arah, sehingga kemudian ditetapkan di Ujoh Bilang.
Ridwan Chaidir
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019