Serangan tersebut "membuktikan bahwa milisi-milisi ini hanya alat yang digunakan rezim Iran untuk melaksanakan agenda perluasannya," cuit Pangeran Khalid bin Salman, putera Raja Salman.
"Aksi -Aksi teroris, yang diperintah rezim di Teheran, dilaksanakan oleh Houthi, memperketat jeratan di sekitar upaya politik yang sedang berlangsung."
Kelompok Houthi, yang sudah bertempur melawan koalisi militer pimpinan Saudi selama empat tahun di Yaman, mengatakan mereka melancarkan serangan-serangan dengan menggunakan pesawat nirawak pada Selasa terhadap jaringan pipa Timur-Barat, yang menyebabkan kebakaran tetapi Riyadh mengatakan kebakaran tersebut tidak mengganggu keluaran atau ekspor.
Kepala Komite Revolusi Tertinggi Houthi membantah bahwa Iran mengarahkan serangan tersebut dan mengatakan gerakan tersebut membuat sendiri pesawat-pesawat nirawak. Teheran juga membantah menyediakan senjata kepada Houthi.
"Kami bukan agen siapa pun," kata Mohammad Ali al-Houthi kepada Reuters. "Kami membuat keputusan mandiri dan tak mendapat perintah untuk melancarkan serangan drone atau yang lain."
Para pejabat Saudi lainnya membuat pernyataan serupa di Twitter, meningkatkan tekanan pada musuh bebuyutan regional kerajaan itu di tengah-tengah peningkatan ketegangan antara Washington dan Teheran terkait sanksi-sanksi dan kehadiran militer Amerika Serikat di Teluk.
"Houthi merupakan bagian integral pasukan Garda Revolusi Iran dan mengikuti perintah-perintah mereka, sebagaimana terbukti dengan menyasar instalasi-instalasi di kerajaan itu," cuit Menteri Negara Urusan Luar Negeri Adel al-Jubeir.
Sumber: Reuters
Baca juga: Al-Houthi akui serang kapal Arab Saudi di pantai barat
Baca juga: Prancis: Serangan instalasi minyak Saudi tak dapat diterima
Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019