Kepala BNPB sampaikan pidato di Jenewa

17 Mei 2019 13:38 WIB
Kepala BNPB sampaikan pidato di Jenewa
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo. ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Pengalaman kami membuat kami lebih tangguh dan lebih responsif dalam menghadapi bencana

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyampaikan pidato tentang prinsip membangun kembali lebih baik pascabencana dalam Platform Global PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana yang diadakan di Jenewa, Swiss pada Kamis (16/5) waktu setempat.

"Prioritas Indonesia dalam membangun kembali lebih baik melalui pendekatan lingkungan dan pengurangan risiko bencana berbasis ekosistem," kata Doni dalam  forum tersebut berdasarkan siaran pers dari Staf Khusus Kepala BNPB yang diterima di Jakarta, Jumat.

Doni Monardo menyampaikan pidato itu  di platform global PBB, The UN Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) yang digelar di Internasional Conference Center Geneva (CICG), Swiss pada forum sesi kerja: Membangun Lebih Baik dan Hasil Konferensi Rekonstruksi Dunia.

Doni mengatakan, sebagai negara kepulauan terbesar dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan lebih dari 127 gunung api aktif, Indonesia menjadi salah satu negara paling rawan bencana di dunia.

Sejak tsunami Aceh 2004, tren bencana menunjukkan peningkatan frekuensi dan intensitas. Penanggulangan bencana di Indonesia juga mendapat tantangan lebih banyak sejak ditemukan garis-garis patahan baru menjadi 295 sesar pada 2016.

"Tahun lalu, Indonesia mengalami 2.372 peristiwa bencana dan lebih dari 3,5 juta orang terkena dampak dan mengungsi. Total kerugian ekonomi tercatat lebih dari tujuh miliar dolar Amerika Serikat," tuturnya.

Lebih dari 150 juta masyarakat Indonesia saat ini tinggal di daerah yang rentan gempa bumi. Selain itu, 40 juta orang tinggal di daerah rawan ancaman tsunami dan 1,1 juta orang rentan terhadap letusan gunung api dan 60 jiuta orang tinggal di daerah rawan banjir.

"Pengalaman kami dalam menghadapi fakta dan angka-angka tersebut telah membuat kami lebih tangguh dan lebih responsif dalam menghadapi bencana alam," kata Doni.

Doni mengatakan tujuan rehabilitasi dan rekonstruksi adalah untuk mendukung kehidupan dan membangun masyarakat yang lebih baik setelah terjadinya bencana.

Rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana melibatkan banyak pihak, seperti pemerintah daerah, masyarakat setempat, pakar atau akademisi, media dan sektor swasta; dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan proses pembangunan.

Selain Doni, sejumlah pejabat Republik Indonesia yang memberikan pidato dalam forum yang berbeda adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.  



Baca juga: Wapres JK berbagi pengalaman mitigasi bencana di Swiss
Baca juga: BNPB: Kejadian bencana meningkat 7,2 persen

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019