"Walau banyak permasalahan yang kami hadapi, kami tidak akan tinggal diam. Kami akan berjuang, berdiri dan bersatu untuk mendapatkan hak kami untuk hidup layaknya manusia normal. Bangsa kami akan kembali ke tanahnya dan berjuang demi terciptanya negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem sebagai ibukota," kata Dubes Zuhair AlShun di Jakarta, Jumat.
Pernyataan itu disampaikan oleh Dubes Palestina pada Konferensi Pers dalam rangka Peringatan Hari Nakbah Palestina yang diperingati setiap tanggal 15 Mei, yang merupakan peringatan tahunan pengusiran bangsa Palestina untuk mendirikan negara Israel pada 1948.
"Pada tanggal 15 Mei ini bertepatan dengan 71 tahun lalu kejadian Nakbah, yakni awal dari kehancuran Palestina yang tanahnya diambil dan dikuasai oleh Israel sehingga rakyat Palestina terusir dari tanah mereka dan tersebar ke seluruh dunia," ujar Dubes Zuhair.
Pada kesempatan itu, dia juga menekankan bahwa kondisi pengusiran yang dialami oleh rakyat Palestina dari tanah mereka sendiri hingga saat ini, untuk pembangunan permukiman ilegal Israel merupakan suatu bentuk pelanggaran kesepakatan internasional yang tidak bisa diterima.
"Terkait kondisi saat ini tanah Palestina diambil dan rakyat kami diusir merupakan bentuk pelanggaran internasional, terlebih Amerika Serikat tidak pernah mendukung kami. Seolah dunia ini hanya terdiam, tidak bisa berbuat apa pun," kata dia.
Menurut Zuhair, sikap Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel telah menempatkan AS sebagai pelanggar kesepakatan internasional.
"Amerika telah memperlihatkan dirinya yang sebenarnya dan menempatkan diri dalam permusuhan dengan dunia. Palestina tidak akan pernah tinggal diam untuk hal ini. Palestina senantiasa berharap demi terwujudnya sebuah negara yang merdeka," tutur Dubes Zuhair AlShun.
Baca juga: Ronaldo sumbang Palestina 1 ,5 juta dolar untuk Ramadhan
Baca juga: Menlu akan pimpin sidang DK PBB tentang situasi Timur Tengah
Baca juga: Menlu: permukiman ilegal Israel sumber pelanggaran HAM warga Palestina
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019