Indonesia berkeinginan melihat Timor Leste menjadi bagian dari ASEAN, dengan terus memberikan dukungan pengembangan kapasitas, salah satunya melalui Kerja Sama Selatan-Selatan.
“Indonesia ingin melihat Timor-Leste sebagai negara yang makmur dan stabil, didukung oleh perekonomian yang kuat dan sebagai bagian dari ASEAN. Itulah sebabnya, Indonesia memprioritaskan Timor-Leste dalam program bantuan teknis Kerja Sama Selatan-Selatan,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi usai bertemu Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Republik Demokratik Timor-Leste, Dionísio Da Costa Babo Soares di Jakarta, Jumat.
Sejak Timor Leste mengajukan diri menjadi anggota ASEAN pada 2011, Indonesia secara konsisten mendukung pengajuan tersebut yang dinilai akan memperkokoh kekuatan dan sentralitas ASEAN di kawasan.
Dukungan Indonesia bagi Timor Leste diberikan secara politis dan konkret, melalui berbagai bantuan pengembangan kapasitas untuk mempersiapkan negara tersebut sebelum masuk ke ASEAN.
Timor Leste terus berupaya memenuhi sejumlah prasyarat dan keselarasan baik dalam pilar politik, ekonomi, serta sosial budaya---yang dinilai oleh tim dari ASEAN Secretariat.
“Jadi intinya soal capacity building. ASEAN kan pertemuannya ada banyak sekali, punya pilar-pilar dan peta jalannya sendiri, sehingga perlu dilihat bagaimana kesiapan Timor Leste secara institusi untuk mengikuti semua pertemuan tersebut,” kata Direktur Asia Tenggara Kemlu RI Denny Abdi.
Timor Leste juga perlu dipersiapkan agar bisa meningkatkan kemampuan ekonomi dan pembangunan agar bisa mengejar ketertinggalan dengan negara-negara ASEAN.
Selain bertemu dengan Menlu RI, Menlu Timor Leste juga menemui Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi dan akan mendekati negara-negara ASEAN lainnya untuk menggalang dukungan.
“Menurut Menlu (Retno), itu adalah langkah yang benar karena keputusan ASEAN selalu berdasarkan konsensus,” ujar Denny.
Selain bicara mengenai pengajuan Timor Leste menjadi anggota ASEAN, kedua menlu juga membahas berbagai masalah terkait dengan kerja sama di wilayah Pasifik, negosiasi perbatasan antara Indonesia dan Timor-Leste, kerja sama bilateral dalam perdagangan dan investasi, dan dukungan pengembangan kapasitas.
Menteri Retno menginformasikan kepada Menteri Soares tentang persiapan "Pacific Exposition" mendatang di Auckland, Selandia Baru, pada 11-14 Juli 2019, yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia.
Timor-Leste akan mengirimkan delegasi ke pameran yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama di antara negara-negara Pasifik di bidang perdagangan dan investasi, konektivitas, serta seni dan budaya.
Mengenai masalah perbatasan, kedua menteri memandang negosiasi tentang batas darat antara Indonesia dan Timor-Leste sebagai prioritas dan mengharapkan negosiasi ini dapat diselesaikan dalam waktu dekat.
Kedua menteri juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi, termasuk di wilayah perbatasan. Pemberdayaan ekonomi masyarakat Indonesia dan Timor-Leste yang tinggal di perbatasan tidak hanya mendorong pembangunan ekonomi tetapi juga mendukung terciptanya lingkungan damai.
Untuk mendorong pembangunan ekonomi di wilayah perbatasan kedua Menteri juga membahas percepatan rencana pembangunan jembatan di perbatasan Mota Ain, yang menghubungkan Indonesia dan Timor-Leste.
Baca juga: Indonesia dukung penuh Timor Leste jadi anggota ASEAN
Baca juga: Mendikbud resmikan pusat budaya Indonesia di Timor Leste
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019