Lapan buka kerja sama pengembangan roket

17 Mei 2019 19:02 WIB
Lapan buka kerja sama pengembangan roket
Ilustrasi roket Ariane dari Arianespace, yang membawa satelir BRISat pada peluncuran nomor VA 230 mereka, dari Kourou, Guyana Prancis. BRISat akan diluncurkan pada 17 Juni WIB nanti. Dengan banderol 250 juta dolar Amerika Serikat, satelit ini memiliki 36 transponder 36 MHertz C-Band dan sembilan transponder 72 MHertz Ku-Band. BRISat akan ditempatkan di koordinat 150.57 Bujur Timur. (www.arianespace.com)

Kerja sama dengan mitra luar negeri terutama pada transfer teknologi dan penyediaan bahan yang belum bisa diproduksi di dalam negeri.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan membuka peluang kerja sama dengan berbagai negara mitra untuk pengembangan roket di Indonesia.

"Untuk percepatan penguasaan teknologi roket dengan target penguasaan roket bertingkat untuk roket peluncur satelit orbit rendah, Lapan sedang berupaya menjalin kerja sama dengan negara mitra," kata Thomas saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat (17/5)

Thomas menuturkan kerja sama dengan mitra luar negeri terutama pada transfer teknologi dan penyediaan bahan yang belum bisa diproduksi di dalam negeri.

Menurut Thomas, pengembangan roket tergolong paling sulit, karena teknologi ini tergolong sensitif dan bersifat dual-use, bisa untuk sipil dan militer.

Namun, Lapan terus berupaya untuk meningkatkan kemampuannya, dimulai dari roket ukuran kecil.

Program roket sipil oleh Lapan saat ini difokuskan untuk roket sonda untuk keperluan penelitian atmosfer, termasuk untuk mendukung teknologi modifikasi cuaca.

"Roket RX 120 saat ini sudah dianggap cukup stabil. Roket RX 360 sedang ditingkatkan kinerjanya. Roket RX 450 sudah mulai tahap uji terbang," ujarnya.

Sementara, roket pertahanan tetap diteruskan, tetapi itu ranahnya Kementerian Pertahanan.

 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019