"Memasuki pendidikan 4.0, Undiknas sudah menerapkan sistem pembelajaran berbasis teknologi informasi dan face-to-face learning model sudah mulai ditinggalkan," kata Rektor Undiknas Dr Nyoman Sri Subawa ST, SSos, MM, saat menyampaikan laporan pada Wisuda ke-82 Undiknas yang melepas 227 wisudawan/wisudawati Program Sarjana dan Pascasarjana, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Sabtu.
Undiknas sebagai lembaga pendidikan tinggi unggulan, lanjut Sri Subawa, ingin berada di garda terdepan untuk bersinergi dengan semua pihak, dalam upaya merealisasikan, meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Saat ini, Undiknas telah memiliki keunggulan dalam proses pembelajaran, diantaranya digitalisasi pada sistem pembelajaran dengan pengaplikasian elektronik Learning Management System (LMS) seperti google classroom, schoology, dan LMS lainnya merupakan upaya nyata yang telah dilakukan oleh dosen-dosen untuk mendukung Undiknas menjadi smart campus yang mampu berdaya saing di kancah nasional dan internasional.
Bahkan sejak 2015, "Undiknas Mobile Application" berbasis Android telah diluncurkan dan menjadi tonggak awal Undiknas dalam menapaki era digitalisasi. "Dalam penerapannya, aplikasi ini menjadikan ponsel mahasiswa untuk menjadi the real smart-phone untuk mengakomodasi segala administrasi dan mendukung proses perkuliahan mahasiswa," ucapnya.
Menghadapi era revolusi 4.0 seluruh dosen dan mahasiswa juga diarahkan untuk berinovasi melalui riset. Undiknas telah mengganggarkan dana khusus untuk pengembangan riset dan pemberian penghargaan kepada dosen maupun mahasiswa sebesar Rp1-2 miliar setiap tahunnya.
Selain itu Undiknas telah meluncurkan Student Research Community untuk mendukung kolaborasi penelitian antara mahasiswa dengan dosen-dosen Undiknas yang diharapkan dapat menyiapkan para mahasiswa yang siap mengikuti kompetisi riset bagi mahasiswa."Student Research Community merupakan embrio terlahirnya wisudawan/wisudawati terbaik Undiknas yang memiliki potensi di bidang penelitian," katanya.
Bahkan, melalui Peraturan Rektor Undiknas Denpasar, mahasiswa yang mampu mempublikasikan hasil risetnya ke dalam jurnal nasional maupun internasional akan berkompetisi untuk menjadi wisudawan/wisudawati terbaik Undiknas dan reward-nya adalah dibebaskan dari penyusunan skripsi dan tugas akhir.
Setelah acara wisuda tersebut, Rektor Undiknas berharap agar ilmu-ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah bisa diaktualisasikan pada kehidupan nyata dan dapat mengibarkan panji-panji Undiknas dimanapun berkarya.
Selain itu, Sri Subawa mengemukakan lima program studi di Undiknas telah mendapatkan akreditasi yang bernilai unggul (A) dari BAN-PT Kemenristek Dikti dan 6 program studi lainnya terakreditasi baik (B). Pihaknya menargetkan hingga maksimal lima tahun ke depan telah mampu meraih akreditasi internasional.
Undiknas saat ini telah tercatat sebagai anggota dari dua lembaga akreditasi internasional, yaitu AACSB (The Association to Advance Collegiate Schools of Business) yaitu lembaga akreditasi nonprofit yang menilai kualitas pendidikan bisnis yang bermarkas di Amerika Serikat, dan ABEST 21 (The Alliance on Business Education and Scholarship for Tomorrow, a 21st century organization), yaitu sebuah badan akreditasi internasional untuk program studi bisnis atau di kawasan Asia-Pasifik dengan kantor pusat di Jepang.
Adapun 227 wisudawan/wisudawati yang dilepas terdiri dari mahasiswa Program Studi Manajemen (79), Prodi Akuntansi (58), Prodi Ilmu Hukum (21), Prodi Ilmu Komunikasi (13), Prodi Administrasi Negara (1) dan Teknik Sipil (14). Selain itu 19 orang dari Prodi Magister Manajemen, 5 orang dari Prodi Magister Ilmu Hukum, 27 orang dari Prodi Magister Administrasi Publik.
Tidak hanya menyerahkan ijazah, Rektor Undiknas juga menyerahkan piagam penghargaan bagi wisudawan/wisudawati lulusan terbaik dari masing-masing program studi. Lulusan terbaik dari Prodi Manajemen diraih oleh Ni Made Widiantari (IPK 3,8). Pada Prodi Akuntansi diraih oleh Ni Luh Putu Suci Aprilia Dewi (IPK 3,87). Lulusan terbaik Prodi Ilmu Hukum diraih oleh Erita Pasrani Sidabutar (IPK 3,73).
Selanjutnya Prodi Ilmu Komunikasi lulusan terbaik diraih oleh Koko Herwanto (IPK 3,87), pada Prodi Teknik Sipil, predikat lulusan terbaik diraih oleh Billy Christ Hutama Pasaribu (IPK 3,57). Lulusan terbaik pada program studi Ilmu Administrasi Negara adalah Made Eka Agustini (IPK 3,68).
Pada program studi Magister Manajemen, lulusan terbaik diraih A.A Gede Mayun Mahardika (IPK 3,98). Pada Prodi Magister Ilmu Hukum, lulusan terbaik atas nama Komang Satria Wibawa Putra (IPK 4.00). Sementara itu peraih gelar lulusan terbaik dari program studi Magister Administrasi Publik adalah sang Gede Purusottama dengan perolehan IPK 3,96.
Acara Wisuda ke-82 ini juga dihadiri Kepala LLDikti Wilayah VIII Prof Dr I Nengah Dasi Astawa MSi serta Ketua Perdiknas Denpasar Dr AA Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda,SSos, MSi.
Selain prosesi wisuda, rangkaian acara juga diisi peluncuran program Profesi Insinyur serta penendatanganan MoU antara Undiknas dengan Pemerintah Kabupaten Karangsem, MoU dengan Korean Institute for Education Culture Republic of Indonesia, serta MoU dengan instansi Asia Exchange. Dalam kesempatan tersebut, sekaligus diisi penyerahan piagam penghargaan kepada dosen yang berprestasi di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Baca juga: Sri Subawa bertekad bawa Undiknas unggul sebagai universitas riset
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019