Pantauan di lapangan, Sabtu, kendaraan roda dua dan empat sulit untuk melintas atau tembus ke Kulawi dari arah Palu dan dari Kulawi menuju Palu.
Belum ada alat berat yang diturunkan untuk membuat jalan darurat agar kendaraan roda dua dan empat dapat melintas dengan baik menuju Kulawi atau dari Kulawi menuju Palu.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, putusnya jalan di perbatasan Kecamatan Gumbasa dan Kecamatan Kulawi Raya tersebut, dikarenakan derasnya air dari sungai sehingga terjadi pengikisan terhadap badan jalan.
Jalan tersebut terputus akibat pengikisan dinding atau badan jalan kurang lebih sepanjang 300 meter.
Saat terjadi hujan deras di bagian hulu Desa Salua dan Sadaunta Kecamatan Kulawi pada Kamis malam, air sungai yang tembus ke Desa Tuva menghantam jalan tersebut, sehingga terputus.
Kemudian, Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Tengah berupa memperbaiki dengan menurunkan beberapa alat berat pada Jumat. Namun, kondisi tidak memungkinkan untuk dilanjutkan, dikarenakan hujan deras mengguyur.
Karena hujan, air sungai kembali menghantam badan jalan yang telah diperbaiki tersebut kemudian terjadi longsor.
Sampai hari ini, hanya ada jalan alternatif (setapak) dibuat oleh warga. Hanya kendaraan roda dua yang dapat melintas, itu pun tidak semua kendaraan roda dua bisa melintas.
Butuh nyali dan keberanian, sebab jalur alternatif rawan terhadap longsor, sangat berisiko buat pengguna akses tersebut.
Akibat tertutupnya akses menuju Kulawi, harga bahan pokok kembali melonjak di minggu kedua Ramadhan.
"Harga barang-barang di sini mahal," ucap Nujum, Warga Desa Laone Kecamatan Kulawi Raya.
Kepala Dinas Bina Marga Sulawesi Tengah Ir Syaifullah Djafar saat meninjau lokasi terputusnya jalan itu mengemukakan bahwa pihaknya akan membuat jalan darurat untuk sementara agar warga dapat melintas.
Syaifullah Djafar bersama tim lapangannya, langsung melakukan pemetaan di lokasi pada Sabtu pagi. Pemetaan itu untuk pembangunan kembali jalan yang terputus.
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
