• Beranda
  • Berita
  • Cuaca Maluku dipengaruhi tekanan rendah di Kepulauan Tanimbar

Cuaca Maluku dipengaruhi tekanan rendah di Kepulauan Tanimbar

19 Mei 2019 16:18 WIB
Cuaca Maluku dipengaruhi tekanan rendah di Kepulauan Tanimbar
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati (kiri) meninjau peralatan pemantauan gempa bumi di Stasiun Geofisika Ambon, Maluku, Minggu (24/3/2019). Kepala BMKG berada di Ambon dalam rangka meninjau sejumlah fasilitas pendukung diantaranya Stasiun Geofisika, Stasiun Meteorologi dan lokasi pembangunan Stasiun Maritim. (ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan)
Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon menyatakan kondisi cuaca di Maluku pada beberapa hari ke depan dipengaruhi adanya tekanan rendah di sekitar wilayah Kepulauan Tanimbar, membentuk daerah belokan angin di wilayah Maluku bagian Selatan.

Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar ketika dikonfirmasi, Minggu mengatakan kondisi ini  memberi peluang bagi pertumbuhan awan-awan hujan dan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Sedangkan kondisi sinoptik ternyata angin umumnya bertiup dari arah Timur Laut hingga Selatan dengan kecepatan terbesar 25 knot (50 KM/jam)

Ot mengemukakan, potensi hujan lebat disertai petir berpeluang terjadi di perairan Selatan Kepulauan Tanimbar dan laut Arafuru bagian Timur.

Adanya awan gelap (Cumulonimbus) di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang.

"Gelombang mencapai 4 meter berpeluang terjadi di laut Arafuru bagian Barat dan Tengah. Sedangkan,
2,5 meter di laut Banda bagian Selatan, perairan Selatan Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar, perairan Selatan Kepulauan Kei hingga Kepulauan Aru dan laut Arafuru bagian Timur," ujar Ot.

Dia mengatakan, para nelayan telah diimbau mewaspadai gelombang tinggi tersebut dan hendaknya jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.

Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut, apalagi sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.

Ot mengemukakan, imbauan kondisi cuaca juga disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para Bupati maupun Wali Kota.

Bila terjadi kondisi cuaca ekstrim, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.

"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," tandas Ot.

Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019