Sebanyak 65 anak-anak Warga Negara Indonesia (WNI) di Kuala Lumpur mengikuti kegiatan Media Santri Ramadhan (Mesra) yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Malaysia.Bulan Ramadhan ini orang tua juga diuntungkan karena dapat mengajarkan ilmu keislaman kepada anak secara lebih demonstratif.
Acara yang sudah berjalan selama 10 tahun berturut-turut yang juga diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Istimewa Malaysia tersebut berlokasi di kawasan taman hutan lindung FRIM di pinggir kota Kuala Lumpur pada 18 - 20 Mei 2019.
"Pada bulan Ramadhan ini anak-anak yang berpuasa sebenarnya sedang belajar agama secara komprehensif berdasarkan pengalaman langsung. Dalam teori pembelajaran, metode ini disebut 'experiential learning' atau belajar melalui pengalaman," ujar Ketua PCIA Malaysia Nita Nasyithah, M.Ed saat menutup acara Senin (20/5).
Inilah sebabnya, ujar Nita, mengapa Ramadhan merupakan sekolah yang terbaik bagi anak-anak dan orang tua.
Nita yang pernah berprofesi sebagai guru dan konselor ini menambahkan bahwa pada bulan Ramadhan ini orang tua juga diuntungkan karena dapat mengajarkan ilmu keislaman kepada anak secara lebih demonstratif.
"Puasa dapat dijelaskan langsung baik dari aspek personal ataupun sosial secara lebih mudah. Intinya pada bulan Ramadhan ini, anak dan orang tua sama-sama untung," katanya.
Ketua panitia Mesra, Mientarsih mengatakan kegiatan ini diikuti oleh 65 anak Indonesia berusia antara empat hingga 14 tahun yang sebagiannya adalah siswa PAUD dan TPA Aisyiyah Malaysia.
Peserta dibagi menurut kelompok usia dan dibimbing oleh mentor dari para mahasiswa aktivis IMM Malaysia.
Dengan tema acara "Membentuk Anak Muslim Milenial Berkemajuan" peserta yang masih berpuasa mendapat pembelajaran keislaman yang asyik dan menyenangkan di tengah area hijau dengan hutan dan sungainya yang sangat alami.
Materi yang diberikan seputar tauhid, akhlak dan ibadah dikemas dengan berbagai metode pembelajaran seperti mentoring, permainan, seni dan lagu, pertunjukan film dan juga kegiatan outdoor.
Ketua IMM Malaysia Zaki Annafiri sangat terkesan dengan antusiasme peserta yang bukan hanya dari komunitas Muhammadiyah saja.
Menurut dia, keterlibatan aktif orang tua santri ini bukti bahwa Muhammadiyah dan Aisyiyah dipercaya untuk memberikan solusi pendidikan dan pembelajaran keislaman bagi warga Indonesia di Malaysia.
Di sela-sela kegiatan anak-anak, Aisyiyah juga mengadakan saresehan ringan tentang kesehatan gigi anak dan keluarga yang disampaikan oleh drg. Rahmi Farid, isteri dari Atdikbud KBRI Dr Farid Ma'ruf.
Peserta yang mayoritas adalah aktivis Aisyiyah Malaysia mendapatkan pencerahan terkait kesehatan gigi di bulan puasa ini.
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019