Jokowi: Kunci kemakmuran di NTT adalah air

20 Mei 2019 14:53 WIB
Jokowi: Kunci kemakmuran di NTT adalah air
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (tengah), Mensesneg Pratikno (kedua kiri), Gubernur NTT Viktor Laiskodat (kedua kanan), dan Bupati Belu Willy Lay (kiri) menghadiri peresmian Bendungan Rotiklot di Belu, Atambua, NTT, Senin (20/5/2019). Bendungan Rotiklot merupakan salah satu dari 49 bendungan baru yang dibangun pada periode 2015-2019. Di NTT Kementerian PUPR telah menyelesaikan dua bendungan yakni Bendungan Raknamo dan Rotiklot serta lima bendungan lainnya yang akan atau sedang dibangun yakni Bendungan Gete, Mbay, Temef, Welekin dan Manikin. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp/pri
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa kunci untuk mencapai kemakmuran di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah adanya air.

"Saya menyampaikan bahwa di NTT untuk menuju ke sebuah kemakmuran tanpa ada yang namanya air, lupakan. Kuncinya air," kata Presiden Jokowi ketika meresmikan Bendungan Rotiklot, di Kabupaten Belu, NTT, Senin.

Presiden Jokowi menyebutkan jika di provinsi lain hanya dibangun satu bendungan, maka di NTT dibangun tujuh bendungan, dan yang sudah selesai Bendungan Raknamu dan Bendungan Rotiklot.

Pada awal sambutannya Presiden Jokowi menyapa hadirin dengan bahasa daerah setempat.

"Negara ini memiliki lebih dari 1.100 bahasa daerah yang berbeda. Jadi kalau keliru sedikit mohon dimaafkan," katanya.

Presiden menyebutkan upaya pembangunan di NTT memang jurusnya dimulai dari air.

"Dengan air ini, yang setahun panen satu kali jadi 2-3 kali. Entah itu jagung, padi, semangka, melon. Kalau airnya ada, kita jadi tahu apa yang harus kita tanam, kemakmuran kita raih bersama," katanya pula.

Selain untuk mengairi lahan pertanian, Bendungan Rotiklot, lanjut Presiden, juga bisa dipakai untuk PLTA, objek wisata dan air baku untuk penduduk.

"Kita harapkan bendungan bendungan yang lain segera diselesaikan Kementerian PUPR," katanya.

Ia berharap bendungan bermanfaat untuk masyarakat dalam jangka panjang yaitu 50 tahun, bahkan 100 tahun.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019