• Beranda
  • Berita
  • TPID Jateng pantau perkembangan harga di Pasar Manis Purwokerto

TPID Jateng pantau perkembangan harga di Pasar Manis Purwokerto

21 Mei 2019 11:11 WIB
TPID Jateng pantau perkembangan harga di Pasar Manis Purwokerto
Asekbang Setda Jateng Peni Rahayu (kerudung merah) berdialog dengan salah seorang pedagang saat memantau perkembangan harga kebutuhan pokok masyarakat di Pasar Manis, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (21/5/2019), bersama TPID Provinsi Jateng. (Foto: Sumarwoto)

Harga kebutuhan pokok masyarakat di Kabupaten Banyumas makin stabil.

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah memantau perkembangan harga kebutuhan pokok masyarakat menjelang Lebaran 2019 di Pasar Manis, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.

Dalam pantauan yang dipimpin Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Jawa Tengah Peni Rahayu, tim mengecek los pedagang daging, los pedagang sayuran, los pedagang bumbu dapur, dan los pedagang beras.

Saat ditemui wartawan usai pantauan, Asekbang Setda Jateng Peni Rahayu mengatakan harga kebutuhan pokok masyarakat di Kabupaten Banyumas makin stabil.

"Contoh saja bawang putih yang kemarin bisa mencapai (lebih dari) Rp50.000 per kilogram, sekarang saya lihat sudah Rp32.000 per kilogram, jadi sudah sangat stabil. Bawang merah kalaupun naik, kenaikannya hanya sedikit karena pasokan bawang merah di Jawa Tengah sudah cukup banyak," katanya.

Selain dari Brebes, kata dia, pasokan bawang merah tersebut juga berasal dari Magelang, Purbalingga, dan Banjarnegara yang sudah mulai bisa berproduksi.

Bahkan, lanjut dia, harga bawang merah lebih cenderung menurun sehingga kecil kemungkinan akan mengalami kenaikan.

"Cabai kita juga melimpah, banyak. Jadi kalau untuk bahan makanan sebetulnya yang kita khawatirkan adalah bawang putih. Alhamdulillah bawang putih impornya sudah keluar, sehingga ini bisa untuk melakukan stabilisasi harga," katanya.

Kendati demikian, Peni mengakui dalam pantauan tersebut ditemukan adanya beberapa kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan harga, salah satunya gula pasir.

Menurut dia, harga jual gula pasir semestinya Rp12.500 per kilogram namun dijual oleh pedagang sebesar Rp13.500 per kilogram.

"Tadi Kepala Dinperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) akan menindaklanjuti dengan menegur distributor karena semestinya harga gula pasir dari distributor tidak sampai Rp12.500 per kilogram. Akan tetapi mereka (pedagang, red) membelinya sudah Rp12.500 per kilogram sehingga menjualnya Rp13.500 per kilogram," katanya.

Terkait dengan pasokan kebutuhan masyarakat menjelang Lebaran 2019, dia memastikan stok seluruh kebutuhan masyarakat di Jateng cukup banyak karena mendapat dukungan dari Perum Bulog.

 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019