Pemerintah berupaya untuk memberdayakan limbah industri peleburan (slag) dari smelter nikel atau besi agar dapat menjadi produk baru yang bernilai tambah tinggi.Kita bahas agar hilirisasi bisa jalan secepat mungkin dan slag bisa tetap memenuhi baku lingkungan
"Kita akan membuat treatment slag dari smelter agar proses hilirisasi bisa berjalan," kata Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar seusai rapat koordinasi membahas smelter di Gedung Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa.
Arcandra mengatakan slag tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan jalan atau diolah ke pabrik semen untuk menjadi beton dan batako.
Ia juga memastikan pemanfaatan kembali limbah industri tersebut dilakukan sesuai tata kelola dan tidak menganggu lingkungan hidup.
"Kita bahas agar hilirisasi bisa jalan secepat mungkin dan slag bisa tetap memenuhi baku lingkungan," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan pemanfaatan slag ini dibutuhkan seiring dengan banyaknya pendirian smelter.
"Pemerintah sedang mendorong untuk membangun smelter-smelter baru. Kemudian ada salah satu masalahnya adalah pemanfaatan dari slag atau sisa dari proses tambang," ujarnya.
Ia mengatakan penggunaan limbah industri ini harus dilaksanakan sesuai peraturan berlaku karena slag merupakan limbah B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun.
Untuk itu, menurut dia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sedang merumuskan acuan khusus atas pemanfaatan slag.
"Tidak boleh dibuang, karena ini (limbah smelter) sesuai dengan PP01 dikategorikan sebagai limbah berbahaya. Makanya sekarang dikoordinasikan supaya dimanfaatkan," ujarnya.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019