Kecaman tersebut bertentangan dengan acuan yang sering diulang oleh Korea Utara tentang hubungan baik antara Kim dan Presiden AS Donald Trump. Kim pada April menyatakan hubungannya secara pribadi dengan Trump masih bagus kendati pertemuan puncak mereka yang kedua di Vietnam bulan Februari mengalami kegagalan.
Menurut Newsweek, Biden dalam kampanye yang dilaksanakan di Philadelphia pada Sabtu mengatakan, "Kita adalah negara yang merangkul para diktator dan tiran seperti (Presiden Rusia Vladimir) Putin dan Kim Jong Un?"
Media pemerintah Korea Central News Agency (KCNA) menanggapi kecaman terhadap pemimpin Korea Utara tersebut pada Selasa malam.
"Apa yang diucapkannya hanyalah sofisme dungu tentang kehilangan kualitas dasar sebagai manusia, apalagi politisi," katanya.
KCNA mengeluarkan daftar kontroversi dari Biden termasuk dugaan penjiplakan dan jatuh tertidur ketika presiden Barack Obama berpidato pada 2011.
"Kami tidak akan memaafkan siapa pun yang berani membuat gusar pemimpin agung DPRK, dan akan pasti membuatnya harus membayar untuk hal itu," KCNA melaporkan secara resmi atas nama Republik Demokratik Rakyat Korea.
Perundingan deniklirisasi telah terhenti sejak pertemuan puncak kedua gagal antara Trump dan Kim dan Korea Utara melakukan serangkaian uji coba senjata buan ini.
Percobaan tersebut terlihat sebagai suatu protes dari Kim karena Trump menolak permintaannya untuk meringankan sanksi dalam pertemuan puncak di Hanoi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korea Utara tembakkan rudal jarak-dekat ke Laut Timur
Baca juga: Kim Jong Un tiba di Rusia untuk bertemu Putin
Pewarta: Maria D Andriana
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019