• Beranda
  • Berita
  • Turki nyatakan takkan kosongkan post di Suriah setelah serangan

Turki nyatakan takkan kosongkan post di Suriah setelah serangan

22 Mei 2019 15:10 WIB
Turki nyatakan takkan kosongkan post di Suriah setelah serangan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki takkan mengosongkan pos pengamat militernya di Idlib, Suriah Utara, (Anadolu Agency)
    kubu terakhir gerilyawan di wilayah tersebut, setelah serangan yang diduga dilakukan oleh Pemeritah Suriah pada Mei, kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar.

Kantor Berita Resmi Turki, Anadolu, telah menyatakan pasukan Pemerintah Suriah telah melancarkan tiga serangan di dekat satu pos pengawas Turki di zona penurunan ketegangan Idlib, satu dari 12 pos yang didirikan berdasarkan kesepakatan antara Turki, Rusia dan Iran pada Mei tahun lalu.

"Pengosongan pos pengamat di Idlib setelah serangan oleh rejim tentu saja takkan terjadi. Itu takkan terjadi di mana pun," kata Akar kepada wartawan pada Selasa malam (21/5).

"Angkatan Bersenjata Turki takkan mundur dari tempatnya berada," kata Akar, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu siang.

Lebih dari tiga juga orang tinggal di Idlib dan daerah sekitarnya, termasuk banyak orang yang menyelamatkan diri dari gerak maju pasukan pemerintah di bagian lain Suriah dalam beberapa tahun belakangan ini.

Sedikitnya 180.000 orang telah menyelamatkan diri dari lonjakan kekerasan di bagian barat-laut Suriah, dan pemboman pemerintah telah menewaskan puluhan orang dalam tiga pekan belakangan.

Sejak tahun lalu, sebagian wilayah itu telah dimasukkan ke dalam kesepakatan gencatan senjata yang diperantarai oleh Rusia dan Turki, tapi sebagian besar pertempuran baru-baru ini telah melanda zona penyangga.

Kemungkinan serangan di Idlib telah mengundang peringatan mengenai bencana lain kemanusiaan, dan PBB memperingatkan sebanyak 2,5 juta orang bisa menyelamatkan diri ke arah perbatasan Turki jika serangan terjadi.

"Rejim berusaha sekuat mungkin untuk mengganggu status quo, dengan menggunakan bom barel, serangan darat dan udara," kata Akar. Ia menambahkan 300.000 orang telah kehilangan tempat tinggal akibat konflik tersebut dalam waktu satu bulan.

Akar mengatakan awal "tragedi baru" telah dicegah dan ia telah membahas pencegahan gelombang baru migran ke dalam wilayah Turki, dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.

Sumber: Reuters
 

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019