• Beranda
  • Berita
  • Pengamat: stabilitas ekonomi jangka pendek harus diperhatikan

Pengamat: stabilitas ekonomi jangka pendek harus diperhatikan

22 Mei 2019 15:46 WIB
Pengamat:  stabilitas ekonomi jangka pendek harus diperhatikan
Ilustrasi - Gedung Bawaslu RI dijaga ketat oleh aparat gabungan pasca pengumuman hasil rekapitulasi suara pemilu 2019 oleh KPU RI pada Senin malam lalu, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2019). (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance Abra Talattov menilai bahwa pemerintah harus memperhatikan stabilitas ekonomi jangka pendek,  terutama pascapengumuman hasil rekapitulasi nasional pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Kalau kita lihat hari-hari ini terutama ya satu minggu ini, terutama pascapengumuman KPU, yang paling mengkhawatirkan  adalah stabilitas ekonomi jangka pendek karena ini jadi titik krusial juga untuk menata ekonomi kita, terutama dalam masa-masa transisi sampai nanti pelantikan pemerintahan baru. Ini masih dilihat oleh banyak kalangan, terutama oleh investor global," ujar Abra kepada Antara di Jakarta, Rabu.

Abra menuturkan, pada pekan lalu, aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik (capital outflow) mencapai Rp11,3 triliun, yang menunjukkan ada kecemasan dan juga kekhawatiran dari investor.

"Capital outflow Rp11 triliun itu angka yang cukup besar. Di situasi normal, seperti di 2018, "net sell" asing pada 2018 saja hanya sekitar Rp50 triliun. Ini dalam waktu satu pekan Rp11 triliun, itu kan cukup mencemaskan," kata Abra.

Apalagi, dalam dua hari ini terjadi aksi demo memprotes hasil rekapitulasi KPU yang dinilai dapat menjadi sentimen negatif bagi perekonomian apabila aksi-aksi tersebut cenderung anarkis dan berlarut-larut. Rupiah  sudah menembus di atas Rp14.500 per dolar AS, salah satunya didorong oleh sentimen ini.

"Jadi sekarang, pergerakan indikator makro terutama pasar modal maupun rupiah, tidak lagi dipengaruhi oleh faktor fundamental, tapi lebih ke faktor krusial dan keamanan. Kalau selama ini pergerakannya karena bisnis, sekarang keamanan jadi faktor utama fluktuasi rupiah dan perkembangan indeks di pasar modal," ujar Abra.

Ia berharap, pemerintah melalui aparat keamanan dapat memperketat penjagaan terhadap lokasi-lokasi strategis seperti areal perkantoran, pasar, mal, bank, dan lainnya sehingga tidak kecolongan terjadi aksi perusakan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab karena dampak psikologisnya ke pelaku pasar akan lebih besar.

"Kami berharap ini prosesnya juga tidak semakin memburuk sehingga  transisinya bisa 'smooth' dan pemerintahan mendatang bisa fokus lagi untuk memperbaiki ekonomi kita juga sesuai yang ditargetkan," katanya.
Baca juga: Analis: Aksi demo tekan kurs rupiah, tembus Rp14.500
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019