"Yang dirawat di RSUD Tarakan saat ini ada 130-an pasien. Dua orang meninggal dunia," kata Taufan saat ditemui di RSUD Tarakan.
Taufan mengatakan korban bentrokan bukan hanya peserta aksi penyampaian pendapat di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tetapi juga warga sekitar tempat kejadian.
Korban yang dirawat mengalami luka-luka, baik berat maupun luka ringan, dan ada yang harus dioperasi karena mengalami patah tulang.
"Keluarga dua korban meninggal dunia tidak bersedia dilakukan autopsi sehingga belum bisa dipastikan penyebab pasti kematiannya. Pihak RSUD Tarakan sudah menawarkan autopsi di Rumah Sakit Polri, tetapi keluarga korban menolak," kata Taufan.
Sementara itu, berdasarkan data yang dipasang pengelola RSUD Tarakan, ada 140 korban bentrokan yang dirawat di rumah sakit tersebut, seluruhnya laki-laki dengan usia beragam, yang termuda berusia 15 tahun. Namun berdasarkan informasi di papan pengumuman rumah sakit sebagian besar korban bentrokan yang menjalani perawatan sudah pulang.
Baca juga:
Komnas HAM dalami kemungkinan pelanggaran dalam bentrok 22 Mei
Anies: enam orang meninggal dan 200 korban di rumah sakit
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019