"Termasuk juga literasi keuangan yang perlu kita tingkatkan ke masyarakat, di mana ada beberapa masyarakat Jawa Barat, yang mohon maaf, literasi keuangan yang masih relatif kecil," kata Sekretaris Daerah Jawa Barat, Iwa Karniwa, usai menggelar pertemuan dengan perwakilan BI di Gedung Sate, Kamis.
Iwa mengatakan sebagai koordinator model inflasi di Jawa Barat, Pemprov Jawa Barat bakal berupaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Literasi keuangan bertujuan agar masyarakat sadar pada akses keuangan seperti menyimpan uang di bank, baik itu syariah maupun konvensional.
"Jika menabung di bank, nantinya bank intermediasi untuk yang membutuhkan dana. Kan itu akan lebih berputar uangnya, sehingga meningkatkan kapasitas ekonomi," katanya.
Selain meningkatkan literasi keuangan, fokus Iwa Karniwa juga tertuju pada sistem pembayaran nontunai.
Hal itu bertujuan supaya BI mencetak uang sesuai dengan kebutuhan dan juga dengan ketersediaan barang harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan masyarakat.
"Karena yang paling cocok itu cetak uang juga sesuai dengan kebutuhan, barang juga sesuai kebutuhan. Maka pertumbuhan ekonomi meningkat dan inflasi terjaga," kata Iwa.
Sementara itu, Kepala Grup Advisory Ekonomi Kantor Perwakilan BI Jawa Barat, Pribadi Santoso, menjelaskan bahwa Pemprov Jawa Barat mempunyai peran krusial dalam mengendalikan inflasi.
Salah satu caranya dengan pengoptimalan sumber-sumber pendapatan untuk menyambungkan produsen dan konsumen, sehingga harga kebutuhan pokok stabil dan dapat dikendalikan.
Terkait literasi keuangan, Pribadi Santoso mengatakan bahwa pihaknya akan menggelar rapat internal dan membangun kerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai sistem pembayaran.
Baca juga: BI: Beras sumber inflasi di Jawa Barat
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019