Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta belum bisa memastikan penyebab kematian lima sapi secara mendadak di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, yang sebelumnya diduga terpapar penyakit antraks.Baru dugaan-dugaan, mudah-mudahan bukan mengarah ke sana (antraks)
"Baru dugaan-dugaan, mudah-mudahan bukan mengarah ke sana (antraks). Kami masih menunggu hasil uji laboratorium dari Balai Besar Veteriner (BBVET)," kata Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko di Yogyakarta, Kamis.
Menurut Sasongko, sebelum keluar hasil uji laboratorium resmi dari BBVET Wates Yogyakarta, penyebab kematian lima sapi tersebut masih belum bisa disimpulkan.
Meski masih dugaan, ia mengatakan Distan DIY saat ini telah melakukan upaya antisipasi dengan melokalisasi daerah bekas tempat matinya sapi tersebut. Dengan upaya itu, apabila dinyatakan positif antraks tidak sampai meluas. "Di lokasi itu, tidak boleh ada keluar dan masuk hewan ternak. Di lokasi itu kami juga memberikan disinfektan," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, Dinas Pertanian juga telah melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak yang berada di kawasan itu agar kebal dan tidak tertular penyakit yang diduga antraks.
"Apapun dugaannya kita akan melakukan lokalisir lingkungan itu, kemudian kita berikan disinfektan lokasinya dan hewan-hewan di sekitarnya kita beri antibiotik," kata dia.
Ia berharap peternak di DIY tidak khawatir dan tetap tenang dengan kabar mengenai dugaan munculnya penyakit antraks. Meski demikian, mereka tetap diimbau berperan aktif melaporkan ke pusat kesehatan hewan (puskeswan) apabila hewan ternaknya sakit. "Petugas kita kan terbatas. Kita tidak mungkin mengamati hewan ternak satu per satu," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019