"Ekspor kopi asal Aceh di bulan Maret 2019 saja total 7,85 juta dolar AS, jika digabungkan dalam tiga bulan terakhir menjadi 22,86 juta dolar AS," terang Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Kamis.
Ia menyebut ekspor kelompok kopi tergabung komoditas teh, dan rempah-rempah tersebut asal provinsi berjuluk "Serambi Mekkah" ini di periode Januari-Maret 2019 tercatat senilai 5,56 juta dolar AS lebih.
Bahkan komoditas yang telah diekspor ke-17 negara dan semakin disukai penikmatnya telah memberi andil 30,41 persen, setelah batubara Aceh senilai 40,05 juta dolar AS atau mempunyai andil 53,28 persen dari total nilai ekspor 75,18 juta dolar AS lebih.
Meningkatnya nilai ekspor kopi ini terutama jenis Arabika, karena dunia internasional semakin meminati kopi yang sebagian besar diekspor, dalam bentuk biji, tidak dipanggang dan tidak dihilangkan kandungan kafeinnya.
"Sayangnya di triwulan itu, kegiatan ekspor kopi dilakukan melalui pelabuhan luar Aceh. Seperti Pelabuhan Belawan di Medan, Sumut, mayoritas negara tujuan ekspor kopi adalah Amerika Serikat," katanya.
Ia mengatakan sedangkan melalui pelabuhan di provinsi paling barat Indonesia ini belum tercatat sama sekali di antara lima kelompok komoditas dengan nilai triwulan tahun ini total tercatat 44,88 juta dolar AS lebih.
"Nilai komoditas asal Aceh diekspor melalui pelabuhan di Aceh, yakni bahan bakar mineral atau batubara 40,05 juta dolar AS memberi andil 89,23 persen, dan menyusul bahan kimia anorganik 4,35 juta dolar AS dari total nilai ekspor 44,88 juta dolar AS," kata Wahyudin.
Presiden Joko Widodo tahun 2018 mengatakan, ekspor dan investasi menjadi dua hal penting atau kunci dalam memperkuat fundamental perekonomian Indonesia.
"Kalau itu bisa kita lakukan, ekspornya meningkat, sehingga defisit neraca perdagangan bisa kita selesaikan. Defisit transaksi berjalan kita bisa kita selesaikan," kata Jokowi.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019