• Beranda
  • Berita
  • Dubes Sudan kagumi gotong-royong di kalangan warga di Indonesia

Dubes Sudan kagumi gotong-royong di kalangan warga di Indonesia

24 Mei 2019 17:31 WIB
Dubes Sudan kagumi gotong-royong di kalangan warga di Indonesia
Duta Besar Sudan untuk Indonesia DR. Elsiddieg Abdullaziz Abdalla (kiri) saat menghadiri buka puasa bersama di Jakarta, Kamis (23/5/2019). (Dokumentasi Kedutaan Besar Sudan)
Duta Besar Sudan untuk Indonesia DR. Elsiddieg Abdullaziz Abdalla menyampaikan rasa kagumnya atas sikap di kalangan bangsa Indonesia yang diamatinya selama bertugas.

Dubes Elsiddieg yang sudah bertugas selama hampir dua tahun menyaksikan gotong-royong dan saling membantu di dalam berbagai kegiatan.

"Sikap seperti itu positif dan peserta melakukan kegiatan-kegiatan dengan ikhlas dan sukarela, " kata Dubes Elsiddieg dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Elsiddieg mengatakan sikap gotong-royong itu disampaikannya ke berbagai kalangan ketika ia kembali ke tanah airnya beberapa bulan lalu.

Dalam acara buka bersama di kediaman Dubes Elsiddieg di Jakarta, Kamis (23/5), mantan Dubes RI untuk Bulgaria Bunyan Saptomo dan sejumlah pegiat, wartawan dan pengurus berbagai organisasi pemuda turut menghadiri acara tersebut.

Saptomo yg aktif di Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) , juga menyampaikan sikap gotong- royong bangsa Indonesia misalnya dalam membangun rumah ibadah seperti masjid.

"Dengan dana yg dikumpulkan, masyarakat membangun rumah ibadah secara bertahap," katanya.

Menurut dia, biaya pemeliharaan masjid juga berasal dari masyarakat.

Pada bagian lain Dubes Elsiddieg memberikan saran-saran kepada para pemuda yang hadir di acara itu untuk memiliki jiwa enterpreneurship.

"Indonesia memiliki kekayaan sumber daya dan anak-anak muda berbakat. Mereka hendaknya hijrah ke negara-negara lain untuk mencari ilmu, pengalaman dan berbisnis," ujarnya.

Dia menunjuk berbagai produk buatan Indonesia yang ada di kediamannya.

Dubes Elsiddieg juga menyinggung perkembangan politik dan ekonomi di Sudan dewasa ini.

"AS sudah memberlakukan sanksi-sanksi terhadap Sudan selama bertahun-tahun," katanya.

Ditambahkan, hal itu menimbulkan kesulitan-kesulitan di bidang ekonomi dan perdagangan.

Menurut dia, aksi-aksi protes yang diiikuti anak-anak muda berlangsung selama beberapa bulan belakangan.

Pihak militer dan pimpinan sipil berunding untuk mencari jalan yang terbaik bagi masa depan Sudan setelah penggulingan Presiden Omar al-Bashir.

"Tidak ada kudeta di Sudan. Apa yg terjadi juga bukan bagian dari Arab Springs melainkan revolusi," kata Dubes Elsiddieg.

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019