Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa berharap perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membantu wujudkan peningkatan rasio elektrifikasi di Jatim melalui corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan.Dengan kondisi tiga lampu dan satu stop kontak maka diasumsikan token tersebut bisa sampai lima bulan,
Ini penting karena sesuai Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Pemprov Jatim menargetkan tahun 2020 rasio elektrifikasi bisa mencapai 98 persen dan 2021 semua terelektrifikasi, ujarnya di sela penyerahan bantuan listrik di Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat.
Melalui siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, penyerahan bantuan listrik di desa Pesen, Kecamatan Kanor tersebut juga dilakukan instalasi rumah dan sambungan rumah tangga miskin.
Menurut dia, demi mewujudkan target rasio elektrifikasi maka mengandalkan APBD saja tidak akan cukup sehingga bantuan CSR BUMN diperlukan sebagai langkah percepatan.
Gubernur menjelaskan, pemberian bantuan listrik tersebut merupakan wujud kemitraan kuat antara pemerintah daerah dan BUMN, terlebih di wilayahnya masih ada sekitar 560 ribu dan khusus Bojonegoro ada sekitar 28 ribu rumah belum terelektrifikasi.
Keberadaan listrik, kata dia sangat diperlukan oleh masyarakat salah satunya sebagai penyemangat anak-anak untuk belajar, kemudian bagi umat muslim di bulan Ramadhan bisa tadarus hingga dini hari karena listriknya sudah menyala.
Jika listriknya ditambah daya maka bisa membuat usaha, misalnya bikin kue dengan oven, membuat es batu, atau usaha lainnya, ucapnya.
Listrik, lanjut dia juga bisa memberi dampak ekonomi dengan menambah pendapatan, apalagi jika disertai dengan pembinaan intensif dari pemerintah.
Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Jatim, Setiajit mengatakan saat ini rasio elektrifikasi di Jatim mencapai 95,84 persen sehingga untuk meningkatkannya terus terus mengajak BUMN, khususnya PLN Distribusi Jatim membantu masyarakat miskin setempat.
Ia menambahkan, Pemprov Jatim telah memberikan bantuan, antara lain pemasangan pemanfaatan jaringan instalasi listrik berupa instalasi rumah dan sambungan rumah pada tahun 2019 yang dialokasikan sebesar Rp1,6 miliar untuk 960 kepala keluarga
Tak itu saja, daya listrik yang diberikan sebesar 450 watt setiap kepala keluarga dan pulsa token sebesar Rp303 ribu.
"Dengan kondisi tiga lampu dan satu stop kontak maka diasumsikan token tersebut bisa sampai lima bulan," kata mantan kepala dinas tenaga kerja dan transmigrasi Jatim tersebut.
Ia merinci, terdapat lima kabupaten yang mendapat bantuan elektrifikasi, antara lain Bojonegoro sebanyak 95 kepala keluarga, Situbondo 320 kepala keluarga, Bondowoso 150 kepala keluarga, Trenggalek 200 kepala keluarga dan Pacitan 200 kepala keluarga.
Tak itu saja, bantuan pemasangan jaringan pemanfaatan listrik berupa instalasi rumah dan sambungan rumah oleh gabungan BUMN, BUMD maupun swasta yang dikoordinasi oleh PLN dan Dinas ESDM Jatim di wilayah Madura sebanyak 107.518 kepala keluarga.
"Kalau ini selesai pada tahun 2019 maka di akhir tahun ini seluruh wilayah Madura rasio elektrifikasinya bisa mencapai 95 persen," tambah Setiajit.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019