BPBD Batanghari deteksi daerah rawan karhutla

26 Mei 2019 16:54 WIB
BPBD Batanghari deteksi daerah rawan karhutla
Ilustrasi - Petugas BPBD berupaya memadamkan kebakaran lahan yang terjadi tidak jauh dari pemukiman penduduk di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. (ANTARA/Untung Setiawan)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi mendeteksi empat kecamatan di daerah itu yang masuk daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Sebagai langkah awal pencegahan karhutla tersebut, tim terpadu Satgas Karhutla Batanghari, Jambi akan melakukan sosialisasi ke tengah masyarakat maupun pihak perusahaan agar menghindari pembukaan lahan dengan cara dibakar, terutama terhadap empat kecamatan itu,” kata Sekretaris BPBD Kabupaten Batanghari Samral Lubis di Batanghari, Minggu.

Ia menyebut empat kecamatan yang rawan karhutla itu, yakni Bajubang, Batin XXIV, Pemayung, dan Maro Sebo Ulu.

Saat ini, BPBD setempat sedang mengajukan penetapan status siaga karhutla kepada bupati setempat. Pengajuan status siaga tersebut berdasarkan hasil rapat Kementerian Pertahanan RI.

Selain itu, berdasarkan surat dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jambi terkait dengan perubahan cuaca yang kini telah memasuki musim kemarau sehingga perlu dilakukan pencegahan dan penanggulangan karhutla.

Pengajuan status siaga karhutla tersebut dilakukan sebagai upaya dini dalam mengantisipasi kebakaran hutan maupun lahan di daerah itu.

Sejak Januari hingga Mei 2019, belum ada kebakaran hutan dan lahan di daerah itu. Namun, selama 2018 terdapat 45 titik api kebakaran hutan dan lahan yang tersebar di tujuh kecamatan dengan lahan yang terbakar seluas 477,97 hektare. Dari tujuh kecamatan tersebut, terbanyak di Kecamatan Bajubang dengan 14 titik api dan lahan yang terbakar seluas 290,12 hektare.

Data karhutla berdasarkan bulan, kebakaran hutan dan lahan terbanyak terjadi pada Agustus dengan 20 titik api dan pada Juli dengan 10 titik api.
 

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019