PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk menargetkan dapat menjadi mitra utama Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) guna mengakselerasi pembiayaan kepemilikan rumah yang terjangkau, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Direktur Utama BTN Maryono dalam diskusi di Jakarta, Minggu petang mengatakan BTN sudah memiliki segmen bisnis yang serupa dengan BP Tapera, yakni pembiayaan untuk kepemilikan hunian bagi MBR.
Selain itu, menurut Maryono, BTN saat ini merupakan penguasa pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi. BTN juga sedang merampungkan proses akusisi perusahaan Manajer Investasi agar bisa mendukung kemitraan dengan BP Tapera.
"Khususnya dalam pembiayaan perumahan menyasar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) agar dapat memiliki rumah yang terjangkau," kata Maryono.
Adapun BP Tapera dapat menjadi lembaga pembiayaan yang mengucurkan dana murah bersifat jangka panjang. Dana murah ini tentu menjadi incaran lembaga-lembaga jasa keuangan yang memiliki segmen bisnis di kepemilikan rumah. Per April 2019, BP Tapera telah memiliki dana senilai Rp10,4 triliun.
BP Tapera menargetkan untuk dapat beroperasi penuh pada 2020. BP Tapera merupakan lembaga yang dibentuk untuk menggantikan Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (Bapertarum PNS) sesuai amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat.
Maryono mengatakan BP Tapera sangat tepat jika menjadi mitra BTN. Pasalnya, BTN juga memiliki lini bisnis yang lengkap di KPR subsidi. Misalnya, inovasi bisnis KPR yang telah dilakukan perseroan dengan menciptakan KPR Mikro dengan sasaran MBR informal, seperti tukang ojek daring dan tukang bakso.
Per Maret 2019 saja, kata Maryono, BTN menguasai 92,6 persen pasar KPR subsidi. Berdasarkan catatan kinerja, sejak Desember 2014 hingga 2018, pertumbuhan KPR Subsidi BTN sebesar 29,85 persen.
Terkait kepemilikan perusahaan manajer investasi untuk mengelola dana jangka panjang, Maryono mengatakan BTN telah mengajukan untuk mengakuisi 30 persen saham PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNMIM) pada pertengahan 2019 ini. Di 2020, BTN menargetkan dapat memiliki 85 persen saham dari PNMIM, atau menjadi pemilik mayoritas PNMIM.
"Pembelian saham manajer investasi ini kami lakukan untuk memaksimalkan pengelolaan dana jangka panjang seperti dana Tapera, sekaligus untuk meningkatkan kinerja bisnis Bank BTN," ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Deputi Komisioner BP Tapera Bidang Pemanfaatan Ariev Baginda Siregar mengatakan BP Tapera memang memprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi kalangan MBR.
"Peserta Tapera yang tergolong sebagai masyarakat berpenghasilan rendah dapat memeroleh manfaat untuk pembelian rumah, perbaikan rumah, atau membangun rumah melalui KPR dengan bunga rendah yang disalurkan oleh institusi keuangan yang bekerja sama dengan kami," ujar Ariev.
Saat ini, BP Tapera sedang merancang pondasi mulai dari SDM, keuangan, logistik, hingga rencana strategis dalam lima tahun pertama.
Kalangan masyarakat yang ditargetkan menjadi peserta Tapera yakni para pekerja asing, pekerja swasta, pekerja mandiri, pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Aparatur Sipil Negara (ASN)/Tentara Nasional Indonesia (TNI)/Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
"Ke depannya dana yang ada di BP Tapera sebesar Rp10,4 triliun akan terus meningkat. Kami memproyeksikan potensi peserta Tapera akan mencapai 139 juta orang pada 2024," kata Ariev.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019