• Beranda
  • Berita
  • Kue kering legendaris di Padang "diburu" jelang Lebaran

Kue kering legendaris di Padang "diburu" jelang Lebaran

29 Mei 2019 17:05 WIB
Kue kering legendaris di Padang "diburu" jelang Lebaran
Kue kering Rose. (ist)

Karena dari tahun ke tahun para pengunjung tahunya toko kue Ibu Ros, sehingga nama Rose seakan sudah melekat,

Kue kering Rose yang terkenal sebagai kue legendaris itu banyak "diburu" oleh kaum ibu-ibu di Padang menjelang hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah.

"Kue ini dibuat pertama kali tahun 1960an," kata pemilik usaha kue Rose, Linda di Padang, Rabu.

Ia menambahkan hingga saat ini resep dan cara pengolahan kue masih melakukan cara lama sebagaimana yang diajarkan oleh ibunya, yaitu memakai resep sendiri dengan menggunakan alat tradisional seperti dipanggang dalam sebuah oven terbuat dari batu bata yang sudah dipanaskan pakai kayu bakar.

Selain itu proses cetakan kue juga masih tradisional seperti pembuatan kue kacang tumbuk yang masih menggunakan cetakan kayu dan cara pemotongannya menggunakan benang.

Jenis-jenis kue yang diproduksi diantaranya kue kenari, kue semprit, kue aster, kue kacang, kue tumbuk, kue nastar, kue komplek, kue kastengel, kue skippy, kue spekulas, kue coklat, kue salju, dan beberapa kue kering lainnya dengan harga yang beragam mulai dari Rp35.000 hingga Rp65.000 per kilogram.

Toko kue tersebut bernama toko kue Rose yang berasal dari nama ibunya yaitu Ros Laini.

"Karena dari tahun ke tahun para pengunjung tahunya toko kue Ibu Ros, sehingga nama Rose seakan sudah melekat," ujarnya.

Toko kue Rose yang telah menjadi bisnis keluarga tersebut terdapat di pinggir jalan Simpang Enam, Kecamatan Padang Selatan di Kota Padang.

Uniknya kue tersebut tidak diproduk setiap hari, namun pada hari-hari tertentu saja seperti pada Idul Fitri dan Imlek kendati pembeli kue Rose selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Aroma dan rasanya yang khas membuat pengunjung terus bertahan dan berlangganan hingga turun-temurun.

Salah seorang pelanggan setia kue kering Rose Salvudiana mengakui sudah berlangganan kue semenjak tahun 1985.

"Dulu saya diajak ibu saya beli kue ke sini karena kuenya yang enak membuat saya tak berani pindah ke toko lain dan sekarang saya juga mengajak anak cucu saya ke sini," sebutnya.

Meskipun kue Rose tersebut sebagai kue kuno, namun rasanya tidak kalah saing dengan kue kering saat ini.

"Dulu saya pernah mencoba membeli kue kering ke tempat lain, namun rasanya berbeda," tambahnya.

Selain itu, kue kering tersebut juga dikirim ke beberapa daerah seperti ke Kerinci, Solok, Pesisir Pekan Baru dan ke beberapa daerah lainnya.

Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019