• Beranda
  • Berita
  • Pasar Jaya akan kelola sampah basah jadi pakan ternak mulai akhir 2019

Pasar Jaya akan kelola sampah basah jadi pakan ternak mulai akhir 2019

29 Mei 2019 17:58 WIB
Pasar Jaya akan kelola sampah basah jadi pakan ternak mulai akhir 2019
Direktur Teknik Perumda Pasar Jaya Dono Pratomo memberi pernyataan pada awak media di Cikini, Jakarta, Selasa (28/5) malam. (Antara/Ricky Prayoga/2019)
Dalam rangka efisiensi pengeluaran serta menjaga kebersihan lingkungan, Perumda Pasar Jaya akan mengelola sampah sendiri dengan mengolah sampah basah dari 153 pasar untuk menjadi pakan ternak berupa larva atau sejenis makanan protein.

Direktur Teknik Perumda Pasar Jaya Dono Pratomo menjelaskan hal yang merupakan arahan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini akan mulai berjalan kemungkinan besar akhir tahun 2019.

"Targetnya jalan triwulan empat tahun 2019 jika segala sesuatunya lancar, atau awal 2020 paling telat," kata Dono saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Menurut Dono, saat ini dari 153 pasar milik BUMD DKI ini, menimbulkan 563 ton sampah per hari baik yang disebutnya jenis kering (anorganik) maupun basah (organik).

"Untuk membuang sampah dari seluruh pasar, kami harus mengeluarkan dana Rp1 miliar per bulan kepada Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI. Karena itu, kami memikirkan akan mengelola sendiri sampah ini," ujar Dono.

Rencana ini, kata Dono, sudah matang dibahas di internal Perumda Pasar Jaya dan tahap awal akan bekerja sama dengan PD Dharma Jaya, yang memiliki lahan cukup besar di Jalan Raya Penggilingan, Jakarta Timur untuk membangun fasilitas pengolahan sampah di sana.

"Kenapa dengan Dharma Jaya? Selain memiliki lahan, BUMD yang fokus mengelola ketersediaan daging ini juga memproduksi kotoran ternak. Dan ini pas untuk pengolahan sampah yang ramah lingkungan, sebab kami nanti tidak membakar sampah," ujarnya.

Dono menjelaskan pembangunan lahan pengolahan sampah menjadi pakan ternak ini akan dimulai pada triwulan keempat tahun 2019 atau di awal 2020.

"Investasi untuk pembangunan pengolahan sampah menjadi pakan ternak ini membutuhkan investasi Rp60 miliar. Dalam hal ini, kami tidak fokus untuk mencari keuntungan, namun untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang berguna. Ditambah lagi, tidak merusak lingkungan berupa polusi, karena dalam urusan sampah seperti ini memang hal yang baru, namun harus dimulai dari sekarang," ujar Dono.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2019