Pemudik mulai padati Stasiun KA Gambir

30 Mei 2019 12:56 WIB
Pemudik mulai padati Stasiun KA Gambir
Sejumlah calon penumpang kereta api sedang mengantre di depan loket pembelian tiket di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (30/5/2019). (ANTARA/Astrid F. Habibah)
Ratusan penumpang kereta api merupakan pemudik yang hendak pulang menuju kampung halaman mulai memadati Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, pada H-6 menjelang Lebaran 2019.

Berdasarkan pantauan ANTARA di Stasiun Gambir, Kamis pukul 11.45 WIB, para penumpang mulai banyak yang memasuki pintu masuk Stasiun Gambir. Di ruang tunggu yang berada di lantai satu juga nampak ratusan penumpang yang sedang berdiri, duduk di kursi, maupun duduk di lantai karena ruangan yang tidak mencukupi.

Selain itu, di tempat pembelian tiket juga terlihat antrean dari para calon penumpang yang belum mendapat tiket. Seperti Fatimah yang merupakan salah satu calon penumpang kereta api di Stasiun Gambir, mengaku libur kantornya yang mendadak menyebabkan dirinya tidak kebagian tiket untuk mudik.

“Libur saya dadakan, jadi tidak bisa pesan jauh-jauh hari. Jadi ya bergantung sama tiket yang tiba-tiba dibatalkan,” katanya.

Senada dengan Fatimah, Rizki yang juga penumpang kereta api mengaku belum mendapat tiket karena telat memesan.

“Sudah cari tiket dari Maret, tapi kehabisan. Tadinya mau naik bus saja, tapi ini masih coba untuk cari tiket kereta,” katanya.

Lebih lanjut, di Stasiun Gambir juga terdapat beberapa petugas keamanan yang berjaga seperti sejumlah anggota Brimob yang siaga di setiap pintu masuk dan keluar dengan membawa laras panjang, security, petugas stasiun, serta anjing pelacak.

Petugas angkut barang atau porter juga bersiap di setiap sudut stasiun menunggu para pemudik yang ingin dibantu membawakan barangnya. Mereka memakai seragam merah beserta ID card yang bertuliskan porter.

“Saya biasa di sini dari pagi sampai malam, kalau bayaran sih seikhlasnya tapi biasanya dikasih Rp25.000 sampai Rp.30.000 tergantung banyaknya (barang),” kata Tono, seorang petugas porter di Stasiun Gambir.

Pewarta: Ahmad Wijaya dan Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019