• Beranda
  • Berita
  • Jalan poros Palu-Kulawi dipindahkan jauh dari Sungai

Jalan poros Palu-Kulawi dipindahkan jauh dari Sungai

30 Mei 2019 15:46 WIB
Jalan poros Palu-Kulawi dipindahkan jauh dari Sungai
Warga melintasi tebing gunung akibat jalan utama Trans Palu-Kulawi terputus diterjang banjir di Desa Salua, Kecamatan Gumbasa, Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (19/5/2019). Akibat banjir yang terjadi pada Jumat (17/5/2019) akses jalan itu putus dan empat kecamatan di kabupaten itu terisolasi sementara warga memaksakan diri melewati tebing yang hanya dapat dilalui dengan sepeda motor. (Antarafoto/Basri Marzuki)
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan pemindahan jalan poros Palu-Kulawi, khususnya mulai dari Desa Omu hingga Sadaunta, Kabupaten Sigi atau pembangunan kembali jalur tersebut akan dilakukan jauh dari sungai.

"Pembangunan kembali jalan ini letakkan nanti jauh masuk ke dalam hutan, atau gunung dari jalur awal," ucap Kepala Dinas Bina Marga Sulawesi Tengah, Saifullah Djafar di Palu, Kamis.

Kurang lebih 7 kilo meter, Jalan Poros Palu Kulawi yang akan di bangun kembali atau di pindahkan dari jalur awal, mulai dari Desa Omu Kecamatan Gumbasa, sampai Desa Sadaunta Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi, pada tahun 2020.

Kata Saifullah, data-data geografis, kondisi lingkungan dalam pemetaan yang dilakukan oleh pihaknya sedang dalam kajian lebih lanjut terkait dengan rencana pembangunan Jalan Poros Palu-Kulawi.

Perencanaan pembangunan jalan dilakukan jauh dari sungai, di karenakan, telah terjadi penurunan kualitas daerah aliran sungai yang berdampak pada erosi badan jalan.

Pantaun Antara di lapangan, jalan terputus hingga ratusan meter di beberapa titik, mulai dari Desa Omu hingga Desa Tuva Kecamatan Gumbasa dan Desa Tuva hingga Sadaunta Kecamatan Kulawi, dikarenakan terjadinya pengikisan badan jalan oleh air sungai.

Sementara sungai yang melintas di desa tersebut, semakin melebar, karena belum dilakukan penanganan oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi III di Palu, secara maksimal dan berkesinambungan.

Akibatnya, tidak hanya sarana umum yang rusak karena terdampak banjir dari sungai tersebut, melainkan permukiman warga di Desa Tuva, dan Omu serta beberapa desa lainnya yang dialiri sungai tersebut juga ikut terancam.

Syaifullah Djafar mengemukakan, perencanaan jalan dari Omu sampai Desa Salua kurang lebih sepanjang 7 kilo meter akan di rencanakan ulang untuk lebih memulihkan akses dalam masa yang lama.

Perencanaan itu, sebut dia, akan di koordinasikan dengan pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi III di Palu.

Penyebab utama atau faktor yang membuat rusaknya jalan atau terputusnya jalan di karenakan menurunkan kualitas daerah aluran sungai.

Akibatnya, air sungai mengalir tidak di jalurnya, sehingga menyapu bersih termasuk badan jalan, seperti Jalan Poros Palu-Kulawi yang terputus kurang lebih sepanjang 300 meter di perbatasan Kecamatan Gumbasa dan Kulawi.

Peremerintah lewat Dinas Bina Marga, merasa sia-sia membangun jalan, bila daerah aliran sungai dan alur sungai tidak di perbaiki oleh Balai Wilayah Sungai.
Warga melintasi tebing gunung akibat jalan utama Trans Palu-Kulawi terputus diterjang banjir di Desa Salua, Kecamatan Gumbasa, Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (19/5/2019). Akibat banjir yang terjadi pada Jumat (17/5/2019) akses jalan itu putus dan empat kecamatan di kabupaten itu terisolasi sementara warga memaksakan diri melewati tebing yang hanya dapat dilalui dengan sepeda motor. (Antarafoto/Basri Marzuki)
Kepala Dinas Bina Marga Sulawesi Tengah Saifullah Djafar (Antarafoto/Basri Marzuki)

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019