"Panitia penyelenggara sudah memberikan program fisik kepada saya dan sudah dilakukan sejak tanggal 20 Mei 2019," ujar Harja ketika ditemui di Jakarta, Kamis.
Menurut pria asal Cirebon, Jawa Barat, tersebut dirinya harus mengirimkan perkembangan hasil olah fisiknya ke Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) melalui sistem daring.
"Jadi latihan fisik saya dan wasit Piala Dunia lainnya dipantau lewat alat seperti jam. Data yang terekam harus diunggah dan dilaporkan ke panitia," kata Harja.
Total, laki-laki berusia 42 tahun itu melahap menu latihan selama 15 minggu sebelum Piala Dunia 2019.
Selain harus mempersiapkan tubuhnya, wasit Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) itu wajib menjalani kegiatan non fisik seperti mengikuti komunikasi jarak jauh dengan instruktur wasit FIBA.
"Ada pertemuan daring juga, conference group," tutur Harja.
Harja Jaladri terpilih menjadi salah satu wasit Piala Dunia Bola Basket untuk putra tahun 2019 di China. Dia adalah orang Indonesia pertama yang memimpin kejuaraan bola basket paling bergengsi di dunia tersebut.
Pihak Liga Bola Basket Indonesia (IBL) mengapresiasi prestasi Harja.
"Itu suatu kebanggaan dan pencapaian luar biasa. Semoga berharap Harja menjalankan tugasnya dengan baik dan mengharumkan nama bangsa," kata Direktur IBL Hasan Gozali.
Nama Harja Jaladri sejatinya tidak asing di dunia bola basket internasional.
Suami dari Ratu Nurningsih pernah berkiprah di NBA Summer League, Las Vegas, tahun 2016. Saat itu, dia juga menjadi wasit asal Indonesia pertama di liga bola basket Amerika Serikat untuk pemain muda tersebut.
Lulusan D3 Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada itu pernah pula menjadi wasit di final Piala Asia FIBA tahun 2013, final cabang olahraga bola basket Asian Games 2014, Kejuaraan Dunia U-17 FIBA 2014 di Uni Emirat Arab dan Piala Dunia Bola Basket Putri tahun 2018 di Spanyol.
Baca juga: Indonesia kirimkan wakil di Piala Dunia Basket 2019
Baca juga: Tunisia dan Nigeria, dua tim pertama lolos ke Piala Dunia Basket 2019
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019