Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan "body system" (anggota polisi yang bertugas didampingi aparat bersenjata dari Polri/TNI) akan diterapkan untuk melindungi aparat dalam operasi pengamanan di sepanjang jalur mudik dan balik Lebaran 2019.kami harus tetap waspada karena ada beberapa sel teroris yang ada di wilayah Jawa Barat ini, sebelumnya juga ada 15 orang yang ditangkap terkait teroris. Kemudian setelah pemilu juga ada pelaku teroris yang kita tangkap di Bekasi dan Sukabumi
"Dalam pengamanan ini ada petugas pengamanan menggunakan 'body system'. Jadi ada petugas yang dilengkapi senjata, baik TNI atau Polri menjaga aparat lainnya dalam pengamanan arus mudik ini. Seperti satu polwan yang bertugas ditemani koramil yang bersenjata saat bertugas," kata Tito Karnavian saat meninjau arus mudik di Pos Polisi Cikopo, Kabupaten Purwakarta, Jumat.
Tito menjelaskan alasan pihaknya menerapkan sistem tersebut karena berdasarkan pengalaman arus mudik tahun lalu, yakni ada polisi yang ditembak teroris saat melakukan pengamanan arus mudik.
"Ini tahun lalu juga diterapkan cara bagi sistem karena ada serangan teror di jalan tol yang menuju ke arah Cirebon. Jadi di sana ada petugas polisi yang ditembak, maka aparat yang mengamankan jalur mudik menerapkan bagi sistem," kata dia.
Menurut Kapolri Tito, hingga saat ini memang pihaknya belum mendapatkan informasi terkait dengan rencana serangan teror saat arus mudik dan arus balik Lebaran 2019.
"Namun, kami harus tetap waspada karena ada beberapa sel teroris yang ada di wilayah Jawa Barat ini, sebelumnya juga ada 15 orang yang ditangkap terkait teroris. Kemudian setelah pemilu juga ada pelaku teroris yang kita tangkap di Bekasi dan Sukabumi," kata dia.
Pihaknya optimistis bahwa penerapani "body system" itu efektif untuk melindungi aparat yang melakukan tugas pengamanan arus mudik dan balik Lebaran tahun ini.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019