"Saya menyampaikan terima kasih banyak kepada Lion Air Group karena sudah membantu anak-anak kami," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di acara peringatan HUT ke-726 Surabaya di halaman Balai Kota Surabaya, Jumat.
Menurut dia, siswa yang mendapat beasiswa merupakan hasil seleksi dari Dinas Sosial Kota Surabaya yang diambil dari keluarga tidak mampu. Bahkan, ketika sudah lulus nanti akan dipekerjakan sebagai karyawan di Lion Air Group.
Ia menjelaskan beasiswa ini sebagai upaya Pemkot Surabaya dalam rangka memutus garis kemiskinan struktural di Kota Surabaya. Melalui cara ini, Pemkot ingin menepis anggapan bahwa anaknya orang miskin pasti akan miskin.
"Nah, dengan cara ini kemiskinan struktural itu kita coba pangkas," katanya.
Wali Kota Risma juga menjelaskan, di sisa jabatannya sebagai Wali Kota Surabaya, ia sangat ingin anak-anak di daerah ini berhasil dan sukses.
Makanya, ia terus melanjutkan kerja samanya dengan pihak Lion Air Group.
"Bahkan, saya tadi sempat bisik-bisik, tolong lah kalau ada pramugari dan pilot kami dibantu. Kami juga bekerja sama dengan beberapa kampus seperti Unair, ITS dan Unitomo supaya anak-anak Surabaya bisa berhasil," katanya.
Sementara itu, President Director Batam Aero Technic (BAT) Nyoman Rai Pering Santaya mengaku kerja sama ini sangat luar biasa karena Wali Kota Risma bisa memfasilitasi anak-anak yang berkualitas tapi kurang beruntung dalam bidang perekonomiannya.
Anak-anak yang telah dipilih dan diseleksi oleh Pemkot Surabaya dan Politeknik Penerbangan Surabaya itu, akan mendapatkan pendidikan dan setelah lulus akan langsung bekerja di PT BAT.
"Dengan beasiswa ini, maka mereka akan langsung bisa bekerja di kami setelah lulus," katanya.
Menurut dia, PT BAT merupakan anak perusahaan Lion Air Group yang bergerak di bidang Maintenance, Repairing, and Overhole Pesawat dengan fasilitas di Batam yang mampu menampung 48 pesawat.
BAT membutuhkan tenaga dengan skill tinggi berskala internasional di bidang teknisi pesawat untuk memperkuat fasilitas yang terus dikembangkan oleh BAT.
"Kami juga sedang menyiapkan banggar di Juanda dan kami butuh SDM, semoga generasi muda ini nanti yang bisa mengisinya," katanya.
Ia juga menjelaskan program kerja sama ini sudah yang kedua kalinya dengan Pemkot Surabaya. Pertama, sebanyak 48 orang sudah menempuh pendidikan di Politeknik Penerbangan Surabaya dan sudah semester 2, sedangkan yang kedua ini, baru selesai seleksi dan jumlahnya juga sebanyak 48 orang.
"Nah, yang kedua ini akan khusus untuk repair. Biasanya, mereka adalah orang-orang yang punya keahlian karena untuk melakukan repair struktur," katanya.
Ia juga memastikan bahwa kerja sama semacam ini akan terus dilanjutkan dengan Pemkot Surabaya karena dirgantara akan terus berkembang. Apalagi, berbagai fasilitas yang disediakan juga akan terus dikembangkan.
Wakil Direktur 1 Bidang Akademik Politeknik Penerbangan Surabaya Moch Rifai mengatakan beasiswa tahap kedua ini berbeda dengan tahap pertama sebelumnya karena yang kedua ini lebih cepat proses pendidikannya karena sifatnya "short course", sedangkan beasiswa tahap pertama, pendidikannya sederajat dengan D3.
"Walaupun di 'short course', tapi dia spesialis (repair) nantinya. 48 anak yang tahap kedua ini akan mulai masuk pada Bulan Juni mendatang," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019