Pemain asal Kamerun itu membukukan 32 poin, delapan rebound, lima assist dan dua blok sepanjang 39 menit 44 detik melantai dengan akurasi tembakan terbuka 82,4 persen, demikian catatan laman resmi NBA.
Bahkan, Siakam berhasil melesakkan 12 tembakan beruntun sepanjang kuarter kedua hingga kuarter keempat.
Penampilan optimal Siakam bahkan membuat Kyle Lowry, pilar bintang Raptors sepanjang musim reguler bisa lega karena tak kunjung mencapai puncak performanya di fase playoff hingga final.
"Saya sedikitpun tidak khawatir. Satu atau dua pemain lain akan mengisi kekosongan itu, Pascal misalnya main sangat-sangat baik hari ini," kata Lowry dalam wawancara purnalaga dilansir laman resmi Toronto Raptors.
Menurut Lowry dalam gim pertama final, Siakam tengah berada dalam ritme dan tempo permainan terbaiknya.
"Ia terus berusaha menyerang, tidak menyerah dengan ketatnya kawalan Draymond Green. Pascal terus berjibaku, menggunakan kecepatannya, daya jangkaunya yang panjang serta penyelesaian klinis, Ia tampil sangat baik musim ini," ujarnya menambahkan.
Pujian juga datang dari sang pelatih kepala, Nick Nurse, yang bahkan membocorkan bahwa apa yang dicapai Siakam dalam gim ini dan secara keseluruhan musim ini adalah buah kerja kerasnya yang sangat tekun.
"Luar biasa bukan?" kata Nurse pendek.
Ia lantas mengenang adegan dua tahun silam, kala masih menjadi asisten pelatih di Raptors dan tim itu baru saja tersingkir dari fase playoff tepatnya dari final WIlayah Timur setelah kalah melawan Cleveland Cavaliers, dan tim segera kembali berlatih di gym keesokan harinya.
"Dia mendatangi saya, dia bilang 'ajari saya menembak, saya harus bisa menembak, saya tahu di fase playoff tim butuh pemain yang bisa menembak,' dan sejak itu dia bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan menembaknya," ujar Nurse.
Rekan Siakam lainnya, Marc Gasol, menepis anggapan mengenai latar belakang seseorang untuk bisa merintis jalan menjadi pemain basket.
Siakam diketahui merupakan "temuan" sesama legiun Kamerun lainnya, Luc Mbah a Moute, yang kemudian mengikuti program federasi bola basket internasional FIBA, Basketball Without Borders yang menjangkau bakat dari negara-negara tanpa tradisi basket.
"Tak penting soal masa lalunya yang tak punya rekam jejak di olahraga ini," kata Gasol.
"Pola pikir untuk terus melangkah maju dan tahu bahwa ia akan baik-baik saja karena punya rekan-rekan setim yang selalu siap membantunya dan selalu mempercayainya, itu yang paling penting," ujar dia melengkapi.
Nurse menegaskan bahwa Siakam memang memiliki dedikasi dan komitmen kuat dalam membuktikan kemampuannya di NBA.
"Beberapa waktu lalu wartawan kerap bertanya kepadanya, apakah ia kaget atas capaiannya musim ini, dan ia selalu dengan yakin menjawab 'tidak, ini adalah bagaimana diri saya versi potensi yang teroptimalkan'," kata Nurse.
"Saya pikir itu pernyataan yang sangat kuat, bahwa dia percaya dengan kemampuannya dan terus bekerja keras mengoptimalkan potensinya," ujarnya menambahkan.
Siakam tentu dibutuhkan bisa berada di level permainan terbaiknya lagi ketika Raptors menjamu Warriors kembali di Scotiabank Arena, untuk gim kedua final pada Senin (3/6) mendatang.
Baca juga: Raptors debut manis di final NBA
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019