Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnaen saat ditemui di ruang kerjanya, Jakarta, Jumat, mengatakan total CCTV yang ada mencapai 32 unit.
Menurut dia, selain untuk pengawasan, adanya penambahan CCTV membantu kepala terminal beserta jajaran untuk memetakan rekayasa lalu lintas masuk-keluarnya bus.
Pengaturan lalu lintas di area dalam penting dilakukan karena luas Terminal Kalideres cukup sempit dibandingkan dengan terminal lain.
"Luas Terminal Kalideres sekitar tiga hektare, tidak seluas terminal lain misalnya Pulo Gebang dan Kampung Rambutan yang mencapai 18 hektare," kata Revi.
Demi menyiasati sempitnya areal penempatan bus dan lalu-lalang penumpang, Revi pun memanfaatkan CCTV untuk memantau kendaraan yang terlalu lama berhenti.
Apabila ada kendaraan yang terlalu lama berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, petugas dapat segera memantau via CCTV dan menangani masalah tersebut.
Adanya CCTV, Revi menjelaskan juga dapat memetakan posisi petugas, serta titik kepadatan tertentu yang perlu mendapat penanganan.
Terminal Kalideres sempat ditutup untuk kendaraan pribadi pada siang hingga sore hari karena areal dalam telah penuh dengan bis dalam kota, bus antar kota dan antar provinsi (AKAP), Transjakarta, serta ribuan penumpang.
Akan tetapi, Revi mengatakan, penutupan itu hanya bersifat sementara tergantung dengan situasi kepadatan di areal dalam terminal.
Alhasil, penumpang yang datang ke terminal menumpang mobil pribadi harus turun di depan pintu masuk, dan jalan ke areal parkir bus.
Dari 29-31 Mei per pukul 13.00 WIB, total penumpang yang berangkat dari Terminal Kalideres mencapai 7.948 orang.
Ribuan penumpang itu diberangkatkan ke beberapa kota di Pulau Sumatera dan Jawa dengan menumpang 648 bus.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019