Stasiun Gambir di Jakarta Pusat dipadati penumpang yang akan mudik ke kampung halaman pada Jumat malam atau H-4 menjelang hari raya Idul Fitri 1440 H yang diperkirakan jatuh pada Selasa (4/6).Saya lebih suka naik kereta daripada bus atau pesawat karena suka sama suasananya. Perjalanan dengan kereta kan agak lama, jadi terasa kebersamaan dengan keluarga
Pemudik terlihat memadati seluruh sudut di kawasan Stasiun Gambir, mulai dari tempat tunggu penumpang, hingga tempat makan yang terdapat di kawasan tersebut. Terlihat juga banyak pemudik yang duduk di lantai stasiun sambil menunggu ketibaan kereta.
Menurut Ramadhan, penumpang tujuan Surabaya, ia dan keluarganya lebih menyukai mudik dengan moda transportasi kereta karena menyukai suasana kebersamaan yang terjadi saat perjalanan menggunakan kereta.
"Saya lebih suka naik kereta daripada bus atau pesawat karena suka sama suasananya. Perjalanan dengan kereta kan agak lama, jadi terasa kebersamaan dengan keluarga," kata Ramadhan.
Sementara, Devi, salah seorang pemudik mengatakan bahwa dirinya memilih kereta api sebagai moda transportasi mudik karena harga tiketnya yang tidak terlalu mahal dan durasi perjalanannya pun tidak selama jika menggunakan bus.
"Naik kereta sih soalnya gak terlalu mahal, tidak terlalu lama juga perjalanannya. Terus saya tuh tidak bisa ya naik Bus, mabuk perjalanan. Jadi ya kereta api pilihan paling pas," katanya yang ditemui di salah satu restoran di Stasiun Gambir.
Sama dengan Devi yang mengeluhkan biaya tiket pesawat mahal, Mona juga memilih kereta api karena tiket pesawat yang terbilang mahal.
"Soalnya tiket pesawat mahal apalagi menjelang Lebaran gini," ujar Mona.
Menurut dia, mudik menggunakan moda transportasi kereta api juga sama nyamannya dengan menggunakan pesawat, hanya saja durasi perjalanannya yang lebih lama dibandingkan pesawat.
Stasiun Gambir menambah 14 perjalanan kereta tambahan per hari untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang pada arus mudik Lebaran 2019 sejak H-10 atau 26 Mei.
Pewarta: Ganet Dirgantara dan Citra Maharani Herman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019