Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya menyebutkan dari pengamatan CCTV awan panas guguran terpantau keluar dari Gunung Merapi pada pukul 17:58 WIB selama 110 detik dengan amplitudo 65 mm.
Sebelumnya, pada Sabtu (1/6) BPPTKG juga mencatat satu kali awan panas guguran diluncurkan gunung api itu dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter.
Selain awan panas guguran, pada periode pengamatan Minggu (2/6) mulai pukul 12:00 sampai 18:00 WIB, BPPTKG juga mencatat dua kali guguran lava pijar keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur 600-850 meter ke arah hulu Kali Gendol.
BPPTKG juga merekam satu kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 65 mm selama 110.24 detik, 8 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-45 mm selama 31.92-85.12 detik, satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 8 mm selama 39.8 detik, dan satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 45 mm selama 14.32 detik.
Pada periode itu, asap kawah tidak teramati. Cuaca di gunung cerah dan berawan dengan angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara. Suhu udara 16.5-22.2 derajat Celcius, kelembaban udara 41-90 persen, dan tekanan udara 627.4-708 mmHg.
Hingga saat ini, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau waspada, untuk sementara BPPTKG tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Meski demikian, menurut dia, objek-objek wisata di sekitar Gunung Merapi seperti Kawasan Kaliurang, Kaliadem, Klangon, Deles dan kawasan lain yang berada di luar radius 3 km dari puncak aman untuk dikunjungi.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019