Selama ini warganet memiliki opsi untuk masuk ke situs atau sign in dengan profil Google atau Facebook ke aplikasi ketiga, artinya aplikasi tersebut akan mengambil informasi pengguna yang ada di Facebook dan Google. Tapi, Apple tidak memakai metode seperti itu.
Dikutip dari Reuters, Apple membuat sistem baru untuk Sign In with Apple, mereka akan membuatkan email secara acak agar alamat asli pengguna tidak diketahui. Apple juga memperketat pelacak lokasi, aplikasi tidak diizinkan mengakses Bluetooth dan Wi-Fi sehingga tidak dapat mengambil lokasi pengguna sekalipun sudah mematikan pelacak lokasi di perangkat yang mereka pakai.
Perlindungan data pengguna ini yang mereka tekankan agar produk berbeda dengan Facebook dan Google. Kedua perusahaan tersebut dikritik karena menggunakan data pengguna untuk mendukung bisnis periklanan mereka.
"Pelacak lokasi, contohnya, lebih jahat daripada yang disadari kebanyakan orang," kata kepala TECHnalysis Research, Bob O'Donnell.
Pelacak lokasi dapat mengungkap banyak informasi mengenai seseorang.
Layanan baru dari Apple ini diperkirakan tidak akan menghasilkan uang, namun, dapat meningkatkan loyalitas terhadap merk karena Apple mempermudah pengguna mereka masuk ke sebuah aplikasi dan pengguna terhindar dari membuat kata kunci baru, menurut analis di Creative Strategies Ben Bajarin.
Sign in with Apple ini diduga untuk perkenalan baru ke konsumen Apple. Penjualan iPhone yang turun setelah satu dekade mengharuskan Apple mencari cara baru untuk mendongkrak pertumbuhan perangkat keras mereka.
Cara baru dari ini akan menjadi "branding" alasan iPhone mahal karena Apple melindungi data konsumen.
Baca juga: Rumor warna iPhone 2019 beredar lewat gambar pecahan kaca
Baca juga: Apple hapus aplikasi kontrol orang tua demi keamanan
Baca juga: Berkat Intel, iPhone 5G bakal hadir 2020
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019